Kamis, 31 Maret 2011

Pengenalan Rekayasa Pondasi

Secara umum bangunan sipil meliputi dua bagian utama yaitu struktur bawah dan struktur atas. Struktur bawah merupakan pondasi yang berinteraksi dengan tanah dan akan memberikan keamanan bagi struktur atas. Struktur bawah sebagai pondasi juga secara umum dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Untuk konstruksi beban ringan dan kondisi lapisan permukaan yang cukup baik, biasanya jenis pondasi dangkal sudah cukup memadai untuk menopang bangunan. Tetapi untuk konstruksi dengan beban berat (misalnya high-rise building) biasanya jenis pondasi dalam adalah menjadi pilihan, dan secara umum permasalahan perencanaan pondasi dalam lebih rumit dari pondasi dangkal.

Pondasi dalam yang paling umum digunakan adalah pondasi tiang pancang (driven pile). Fungsi utama yang dimiliki pondasi dalam adalah meneruskan beban dari struktur atas ke lapisan tanah dibawahnya. Pondasi tersebut akan dipancang ke tanah sampai pada kedalaman tertentu dimana seluruh tanah telah mampu untuk menerima beban yang ada. Akan tetapi, kondisi tanah yang bervariasi menyebabkan pondasi diharuskan dapat bekerja dengan semestinya. Jika pondasi driven pile pancang pada tanah yang memiliki kondisi kurang baik namun ujung pondasi driven pile tersebut mampu menembus sebagian segmen tanah dengan kapasitas daya dukung tanah yang bagus (lapisan tanah keras), maka pondasi tersebut dinamakan bearing pile. Jika sebaliknya, ujung pondasi driven pile tersebut tidak mencapai segmen tanah dengan kapasitas daya dukung tanah yang bagus, hanya mengandalkan kekuatan pada gesekan antara tanah dan sisi driven pile, maka pondasi driven pile tersebut dinamakan friction pile. Seringkali kapasitas pembebanan akibat gaya aksial pada pondasi driven pile merupakan kombinasi dari keduanya, daya tahan ujung dan gesekan kulit pondasi driven pile dengan tanah.

Fungsi lain dari pondasi driven pile adalah untuk menahan momen akibat gaya lateral seperti beban angin dan gempa. Apabila momen maksimal pada pondasi driven pile tunggal lebih besar dari kapasitasnya, maka perlu adanya solusi perkuatan pondasi dalam konfigurasi group-pile. Di luar hal tersebut, setiap pondasi yang akan dibangun tidak diizinkan mengalami keruntuhan geser dan deformasi yang berlebihan.

Dalam mendesain pondasi untuk struktur seperti bangunan, jembatan, dan waduk, diperlukan faktor-faktor seperti (a) beban yang akan disalurkan struktur atas ke sistem pondasi, (b) standar kode perencanaan setempat, (c) perilaku dan deformasi akibat tegangan yang terjadi pada tanah yang menahan sistem pondasi, dan (d) kondisi geologi dari tanah bersangkutan.  Dua faktor yang disebutkan terakhir sangat krusial bagi seorang insinyur yang menangani pondasi bersangkutan karena menyangkut mekanika tanah.

Parameter-parameter tanah yang dibutuhkan seperti distribusi ukuran butir tanah, plastisitas, kemampatan tanah, dan kuat geser dihasilkan dari tes laboratorium. Parameter lainnya harus dicari di lokasi asalnya untuk menghindari rusaknya contoh tanah yang akan dipakai.

Dalam menentukan tipe pondasi, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah beban struktur atas, kondisi lapisan tanah bawah, dan toleransi penurunan ketinggian tanah bersangkutan. Secara garis besar, tipe pondasi dibagi menjadi 2 kategori besar, yaitu pondasi dangkal (shallow foundations) dan pondasi dalam (deep foundations). Yang termasuk pondasi dangkal adalah spread footing, wall footing, dan mat foundations.

Sedangkan, yang dapat dikategorikan sebagai pondasi dalam adalah pondasi tiang pancang (driven pile) dan pondasi bor (drilled piers). Pondasi dalam digunakan ketika lapisan atas tanah tidak memiliki daya dukung (load-bearing capacity) dan ketika penggunaan pondasi dangkal hanya akan menyebabkan kerusakan struktur dan/atau ketidakstabilan.
Lihat gambar ukuran penuh





(Sumber: http://andrepuja.wordpress.com)

Jumat, 18 Maret 2011

Mesin Dasar - Industri Kayu


Terdapat bermacam-macam mesin kayu untuk membantu pekerjaan tukang kayu dalam proses produksi. Teknologi mesin hingga saat ini justru sudah menggunakan sistem komputerisasi pada berbagai mesin besar dan mesin kombinasi. Sekomplit apapun jenis mesin industri, dalam hal ini adalah mesin untuk proses produksi, adalah merupakan pengembangan dari berbagai fungsi dasar kerja mesin kayu.

Sebaiknya kita perlu memahami dahulu bagaimana prinsip dasar kinerja mesin kayu yang terdiri dalam beberapa kategori dasar.

Mari kita lihat satu persatu kategori tersebut.

Gergaji Belah & Potong
 Mesin jenis ini bisa berupa circle saw atau band saw (gergaji pita) dengan fungsi utamanya adalah membelah kayu atau logs. Terdiri dari satu bilah gergaji lingkaran pada satu poros motor penggerak. Konfigurasi pemasangannya pada mesin bisa bermacam-macam. Anda bisa melakukan berbagai pekerjaan kayu dengan mesin ini misalnya: membelah kayu, memotong papan dalam berbagai sudut, membuat pen dan alur.

Prinsip kerja mesin ini adalah untuk membelah kayu hingga pada ukuran mendekati ukuran jadi. harus disisakan beberapa milimeter untuk proses pengetaman dengan mesin serut (planner)

Mesin Ketam/Serut (Planner)
Berfungsi untuk menghaluskan sisi kayu setelah proses penggergajian. Mesin ketam standar bekerja dengan menghaluskan permukaan satu demi satu sisi kayu. Hanya satu meja kerja yang terdapat pisau penyerut. Pada perkembangannya mesin ini bisa sekaligus menyerut 4 sisi kayu dan dikombinasi dengan jenis pisau lainnya.
Poros pisau terpasang horisontal dengan meja penghantar vertikal. Hasil kerja dari mesin ini harus menjadi ukuran final yang tidak mungkin lagi dikurangi kecuali dengan amplas. Hasil permukaan dari kerja mesin ini akan halus, lebih halus dari mesin gergaji karena tidak akan terdapat cuttermark sebesar gergaji.

Mesin Bor (Drilling)
Terdiri dari satu poros motor pada prinsipnya untuk membuat lubang pen, dowel atau lubang untuk sekrup dan alat tambahan lain yang berbentuk bulat. Perkembangannya saat ini mesin bor bisa untuk melakukan pengeboran beberapa lubang sekaligus pada satu permukaan secara horisontal maupun vertikal. Pengeboran sebaiknya dilakukan setelah seluruh permukaan kayu diserut dan dipotong pada ukuran jadi yang diinginkan.

Mesin Profile (Spindle)
Poros pisau terpasang vertikal (menghadap ke atas) pada sebuah permukaan meja mesin dan berfungsi untuk membuat bentuk profile pada sisi samping kayu. Jenis pisau bisa diganti sesuai dengan desain yang diinginkan. Pada kombinasi lain jumlah pisau bisa lebih dari satu dan seluruhnya terpasang secara vertikal. Proses bisa dilakukan setelah proses penggergajian karena hasil kerja mesin ini hampir sama dengan mesin serut, permukaan halus dan cukup dengan mesin amplas sebelum proses finishing.

Router
Prinsip dasarnya mirip dengan mesin bor vertikal namun kepala pisaunya memiliki bentuk dan desain yang berbeda. Karena router ini berfungsi untuk membuat alur pada permukaan kayu maka pisau berada pada posisi vertikal ke arah bawah. (berbalikan dengan mesin profile (spindle). Mesin Router didesain dengan kecepatan putar (rpm) jauh lebih tinggi dari mesin bor biasa.

Mesin-mesin yang disebutkan di atas adalah dasar dari semua mesin kayu yang saat ini terdapat di pabrik ataupun perusahaan penjual mesin. Banyak beberapa desain mesin menggabungkan fungsi dasar dari mesin di atas sehingga timbul nama mesin baru. Namun apabila anda sudah mengerti prinsip kerja dari mesin-mesin di atas akan sangat mudah untuk memahami cara kerja dari mesin yang lain.

Rabu, 16 Maret 2011

Jangka Sorong (Vernier Caliper)

Jangka sorong adalah suatu alat ukur panjang yang dapat dipergunakan untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. keuntungan penggunaan jangka sorong adalah dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin, maupun kedalam sebuah tabung.
Pada gambar disamping ditunjukkan bagian-bagian dari jangka sorong. (sorot masing-masing bagian dari jangka sorong tersebut untuk mengetahui nama setiap bagian).
Secara umum, jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu rahang tetap dan rahang geser. Jangka sorong juga terdiri atas 2 bagian yaitu skala utama yang terdapat pada rahang tetap dan skala nonius (vernier) yang terdapat pada rahang geser.
Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, dengan kata lain jarak 2 skala utama yang saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan sepuluh skala nonius memiliki panjang 0,9 cm, dengan kata lain jarak 2 skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,09 cm. Jadi beda satu skala utama dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm – 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm. Sehingga skala terkecil dari jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.
Ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil. Jadi ketelitian jangka sorong adalah : Dx = ½ x 0,01 cm = 0,005 cm
Dengan ketelitian 0,005 cm, maka jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng atau cincin dengan lebih teliti (akurat).
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter luar sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin maupun untuk mengukur kedalaman sebuah tabung. Berikut akan dijelaskan langkah-langkah menggunakan jangka sorong untuk keperluan tersebut

1. Mengukur diameter luar
Untuk mengukur diameter luar sebuah benda (misalnya kelereng) dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut
  • Geserlah rahang geser jangka sorong kekanan sehingga benda yang diukur dapat masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser dan rahang tetap)
  • Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang.
  • Geserlah rahang geser kekiri sedemikian sehingga benda yang diukur terjepit oleh kedua rahang
  • Catatlah hasil pengukuran anda

2. Mengukur diameter dalam
Untuk mengukur diameter dalam sebuah benda (misalnya diameter dalam sebuah cincin) dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
  • Geserlah rahang geser jangka sorong sedikit kekanan.
  • Letakkan benda/cincin yang akan diukur sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut
  • Geserlah rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin yang diukur
  • Catatlah hasil pengukuran anda

3. Mengukur kedalaman
Untuk mengukur kedalaman sebuah benda/tabung dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
  • Letakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak.
  • Putar jangka (posisi tegak) kemudian letakkan ujung jangka sorong ke permukaan tabung yang akan diukur dalamnya.
  • Geserlah rahang geser kebawah sehingga ujung batang pada jangka sorong menyentuh dasar tabung.
  • Catatlah hasil pengukuran anda.

Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
  1. Bacalah skala utama yang berimpit atau skala terdekat tepat didepan titik nol skala nonis.
  2. Bacalah skala nonius yang tepat berimpit dengan skala utama.
  3. Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan :
Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka sorong) = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 cm)
Karena Dx = 0,005 cm (tiga desimal), maka hasil pembacaan pengukuran (xo) harus juga dinyatakan dalam 3 desimal. Tidak seperti mistar, pada jangka sorong yang memiliki skala nonius, Anda tidak pernah menaksir angka terakhir (desimal ke-3) sehingga anda cukup berikan nilai 0 untuk desimal ke-3. sehingga hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat anda laporkan sebagai :
Panjang L = xo ­+ Dx
Misalnya L = (4,990 + 0,005) cm

Jangka sorong biasanya digunakan untuk:
1. mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit;
2. Mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur;
3. Mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara “menancapkan/menusukkan” bagian pengukur.
4. Jangka sorong memiliki dua macam skala: skala utama dan nonius.


Lihat contoh cara mengukur di bawah.




Lihatlah skala nonius yang berhimpit dengan skala utama. Di contoh, yang berhimpit adalah angka 4 (diberi tanda merah). Itu berarti 0.04 mm. Sekarang lihatlah ke skala utama di sebelah kiri angka nonius 0. Di situ menunjukkan angka 4,7 cm. Berarti hasil pengukurannya adalah 4,7 cm + 0.04 cm = 4,74 cm.

Selasa, 15 Maret 2011

Metode Pemasangan Batu Bata


Untuk semua dinding mulai dari permukaan sloof sampai setinggi 20 cm diatas permukaan lantai dalam ruangan digunakan adukan 1 pc : 2 pasir. Demikian juga untuk dinding yang selalu berhubungan dengan air seperti kamar mandi & WC mulai permukaan sloof sampai setinggi 1,5 m diatas permukaan lantai digunakan adukan 1 pc : 2 pasir. Adukan untuk pasangan lain 1 pc : 4 pasir.

Anda akan mengerjakan pengukuran bangunan (uitzet) secara teliti dan sesuai gambar setelah dinding dipasang. Dalam satu hari pemasangan batu bata tidak boleh lebih tinggi dari 1 (satu) meter dan pengakhiran pemasangan pada satu hari harus dibuat bertangga menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari  retaknya dinding dikemudian hari, semua pemasangan harus rata (horisontal) dan tiap-tiap kali diukur rata lantai dengan menggunakan benang tidak boleh lebih dari 30 cm diatas pasangan dibawahnya.
Pada semua pasangan ½ batu bata, satu sama lain harus dapat mengikat dengan sempurna, tidak dibenarkan menggunakan batu bata pecahan kecuali untuk las-lasan dibawah sudut/tepi. Pada pasangan bata satu batu dan pasangan yang lebih tebal harus disusun sesuai dengan petunjuk atau peraturan yang seharusnya. Pada tiap pertemuan tegak lurus terdapat ikatan pemasangan yang sempurna kecuali ditiap-tiap pertemuan dimana ada tiang-tiang beton merupakan bingkai.

Pemasangan dinding bata dilaksanakan bertahap setiap harinya, diikuti dengan pengecoran kolom praktis. Bidang dinding bata ½ batu yang luasnya lebih dari 10 m harus ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis dengan ukuran 11 x 11 cm dengan tulangan 4 Ø10 beugel Ø6-10).

Semua pasangan baru, harus dijaga jangan terkena sinar matahari langsung dan Anda harus menyediakan karung-karung yang digunakan untuk menutup pasangan serta keadaannya harus basah, selain karung goni juga dapat digunakan karung bagir atau lainnya untuk menutup pasangan tersebut.
 
Bagian pasangan bata yang berhubungan  dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom, balok, listplank beton dan lain-lain) harus diberi stek-stek besi beton diameter 8 mm, jarak 50 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik/dicor bersamaan pengecoran beton dan bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 20 cm kecuali ditentukan lain.

Jenis-jenis Batu Bata

Dalam dunia kuli bangunan dikenal dua jenis batu bata.
 
Jika disesuaikan dengan bahan pembuatannya, secara umum batu bata digolongkan dalam 2 jenis:

1. Batu bata tanah liat
Batu bata yang terbuat dari tanah liat ini memiliki 2 kategori utama, yaitu bata biasa dan bata muka.

* Bata biasa memiliki permukaan dan warna yang tidak menentu. Bata ini digunakan untuk dinding dan ditutup dengan semen. Bata biasa seringkali disebut dengan bata merah.
* Bata muka memiliki permukaan yang baik, licin dan mempunyai warna atau corak yang sama. Meski digunakan untuk dinding juga, namun bata muka tidak perlu ditutup lagi dengan semen. Bata muka biasa disebut sebagai bata imitasi.

2. Batu bata pasir-Kapur
Sesuai dengan namanya, batu bata ini dibuat dari campuran kapur dan pasir dengan perbandingan 1:8 serta air yang ditekankan kedalam campuran sehingga membentuk bata yang sangat padat. Biasa digunakan untuk bagian dinding yang terendam air dan memerlukan kekuatan tinggi.

Pengertian Baja


Baja adalah bahan dasar vital untuk industri. Semua segmen kehidupan, mulai dari peralatan dapur, transportasi, generator pembangkit listrik, sampai kerangka gedung dan jembatan menggunakan baja. Eksploitasi besi baja menduduki peringkat pertama di antara barang tambang logam dan produknya melingkupi hampir 95 persen dari produk barang berbahan logam.

Belakangan dunia perindustrian digemparkan oleh kabar peningkatan performan (kekuatan dan umur) baja menjadi dua kali lipat. Untuk mendapatkan baja dengan kekuatan sama dengan yang konvensional, hanya perlu setengah dari bahan sebelumnya dengan ketebalan dan berat juga setengahnya.

Baja super ini diperoleh dengan menghaluskan struktur mikronya menjadi seperlima dari baja sebelumnya atau bahkan lebih kecil lagi (di bawah 1 mikrometer). Nakayama Steel, sebuah perusahaan di Jepang, telah berhasil memproduksi lembaran baja super dengan kekuatan tarik 600 MPa atau sekitar 1,5 kali kekuatan tarik baja biasa. Kenaikan performan baja diharapkan dapat mengurangi berat bahan sehingga meningkatkan efisiensi dan menghemat sumber daya alam

Baja adalah paduan logam yang tersusun dari besi sebagai unsur utama dan karbon sebagai unsur penguat. Unsur karbon inilah yang banyak berperan dalam peningkatan performan. Perlakuan panas dapat mengubah sifat baja dari lunak seperti kawat menjadi keras seperti pisau. Penyebabnya adalah perlakuan panas mengubah struktur mikro besi yang berubah-ubah dari susunan kristal berbentuk kubik berpusat ruang menjadi kubik berpusat sisi atau heksagonal.
Dengan perubahan struktur kristal, besi adakalanya memiliki sifat magnetik dan adakalanya tidak. Besi memang bahan bersifat unik.

Bijih besi bertebaran hampir di seluruh permukaan Bumi dalam bentuk oksida besi. Meskipun inti Bumi tersusun dari logam besi dan nikel, oksida besi yang ada di permukaan Bumi tidak berasal darinya, melainkan dari meteor yang jatuh ke Bumi.

Di Australia, Brasil, dan Kanada, ditemukan bongkahan bijih besi berketebalan beberapa puluh meter dan mengandung 65 persen besi. Besi adalah unsur yang sangat stabil dan merupakan unsur terbanyak ke delapan di Jagat Raya setelah silikon. Pada lapisan kulit Bumi, besi merupakan unsur logam terbanyak ketiga setelah silikon dan aluminium. Hampir lebih dari 70 abad lalu-5.000 tahun sebelum Masehi-dari peninggalan di Mesopotania, Iran, dan Mesir diketahui bahwa manusia telah menguasai teknologi pembuatan peralatan dari besi baja untuk berburu. Suku Hatti dan Hittite- 2.500-1.500 tahun sebelum Masehi-di daerah Anatria dan Armenia telah berhasil membuat pedang besi berukuran besar dan baju besi dengan proses semi-lebur.

Senin, 14 Maret 2011

Batu Bata

Batu bata merupakan salah satu bahan material sebagai bahan pembuat dinding. Batu bata terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna kemerah merahan. Seiring perkembangan teknologi, penggunaan batu bata semakin menurun. Munculnya material-material baru seperti gipsum, bambu yang telah diolah, cenderung lebih dipilih karena memiliki harga lebih murah dan secara arsitektur lebih indah.

Kamis, 10 Maret 2011

Jenis-jenis Bambu di Indonesia

Jenis-jenis Bambu yang terdapat di Indonesia diperkirakan sekitar 159 spesies dari total 1.250 jenis bambu yang terdapat di dunia. Bahkan sekitar 88 jenis bambu yang ada di Indonesia merupakan tanaman endemik.
Bambu merupakan jenis rumput-rumputan yang dan beruas. Bambu merupakan anggota famili Poaceae yang terdiri atas 70 genus. Bambu termasuk jenis tanaman yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi. Beberapa jenis bambu mampu tumbuh hingga sepanjang 60 cm dalam sehari.
Indonesia merupakan salah satu wilayah yang menjadi surga bagi jenis tanaman yang disebut juga sebagai buluh, aur, dan eru ini. Diperkirakan terdapat sedikitnya 159 jenis bambu di Indonesia yang 88 diantaranya merupakan spesies endemik Indonesia.
Berikut beberapa jenis (spesies) bambu yang ditemukan tumbuh di Indonesia.
  • Arundinaria japonica Sieb & Zuc ex Stend ditemukan di Jawa.
  • Bambusa arundinacea (Retz.) Wild. (Pring Ori) di Jawa dan Sulawesi.
  • Bambusa atra Lindl. (Loleba) di Maluku.
  • Bambusa balcooa Roxb. Di Jawa.
  • Bambusa blumeana Bl. ex Schul. f. (Bambu Duri) di Jawa, Sulawesi, dan Nusa Tenggara.
  • Bambusa glaucescens (Wild) Sieb ex Munro. (Bambu Pagar; Cendani) di Jawa.
  • Bambusa horsfieldii Munro. (Bambu Embong) di Jawa.
  • Bambusa maculata (Bambu Tutul; Pring Tutul) di Bali. 
    Bambu Tutul (Bambusa maculata)
    Bambu Tutul (Bambusa maculata)
  • Bambusa multiplex (Bambu Cendani; Mrengenani) di Jawa.
  • Bambusa polymorpha Munro. Di Jawa.
  • Bambusa tulda Munro. Di Jawa.
  • Bambusa tuldoides (Haur Hejo) di Jawa
  • Bambusa vulgaris Schard. (Awi Ampel; Haur Kuneng; Haur Hejo; Pring Kuning) di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Maluku. 
    Bambu Kuning (Bambusa vulgaris)
    Bambu Kuning (Bambusa vulgaris)
  • Dendrocalamus asper (Bambu Petung) di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali, dan Sulawesi.
  • Dendrocalamus giganteus Munro. (Bambu Sembilang) di Jawa
  • Dendrocalamus strictur (Roxb) Ness. (Bambu Batu) di Jawa.
  • Dinochloa scandens (Bambu Cangkoreh; Kadalan) di Jawa.
  • Gigantochloa apus Kurz. (Bambu Apus; Bambu Tali) di Jawa. 
    Bambu Apus (Gigantochloa apus)
    Bambu Apus (Gigantochloa apus)
  • Gigantochloa atroviolacea (Bambu Hitam; Bambu Wulung; Gombong) di Jawa. 
    Bambu Wulung (Gigantochloa atroviolacea)
    Bambu Wulung (Gigantochloa atroviolacea)
  • Gigantochloa atter (Bambu Legi; Bambu Ater; Buluh; Jawa Benel; Awi Ater; Awi Kekes) di Jawa. 
    Bambu Legi (Gigantochloa atter)
    Bambu Legi (Gigantochloa atter)
  • Gigantochloa achmadii Widjaja. (buluh Apus) di Sumatera.
  • Gigantochloa hasskarliana (Bambu Lengka Tali) di Sumatera, Jawa, dan Bali.
  • Gigantochloa kuring (Awi Belang) di Jawa.
  • Gigantochloa levis (Blanco) Merr. (Bambu Suluk) di Kalimantan.
  • Gigantochloa manggong Widjaja. (Bambu Manggong) di Jawa.
  • Gigantochloa nigrocillata Kurz (Bambu Lengka; Bambu Terung; Bambu Bubat) di Jawa.
  • Gigantochloa pruriens (buluh Rengen) di Sumatera.
  • Gigantochloa psedoarundinaceae (Bambu Andong; Gambang Surat; Peri) di Jawa.
  • Gigantochloa ridleyi Holtum. (Tiyang Kaas) di Bali.
  • Gigantochloa robusta Kurz. (Bambu Mayan; Temen Serit) di Sumatera, Jawa, dan Bali.
  • Gigantochloa waryi Gamble (Buluh Dabo) di Sumatera
  • Gigantochloa verticillata (bambu Hitam)
  • Melocanna bacifera (Roxb) Kurz. Di Jawa.
  • Nastus elegantissimus (Hassk) Holt. (Bambu Eul-eul) di Jawa.
  • Phyllostachys aurea A&Ch. Riviera (Bambu Uncea; Bambu Buluh Kecil) di Jawa.
  • Schizotachyum blunei Ness. (Bambu Wuluh; Bambu Tamiang) di Jawa, Nusa Tenggara Timur, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku
  • Schizotachyum brachycladum Kuez. (Bambu Buluh Besar; Buluh Nehe; Awi Buluh; Ute Watat; Tomula) di Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Maluku.
  • Schizotachyum candatum Backer ex Heyne (buluh Bungkok) di Sumatera.
  • Schizotachyum lima (Blanco) Merr. (Bambu Toi) di Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Irian.
  • Schizotachyum longispiculata Kurz. (Bambu Jalur) di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa.
  • Schizotachyum zollingeri Stend. (Bambu Jala; Cakeutreuk; Bambu Lampar) di Sumatera dan Jawa.
  • Thryrsostachys siamensis Gamble. (Bambu Jepang) di Jawa.
Di Indonesia jenis-jenis bambu ini dimanfaatkan sebagai bahan bangunan (kontruksi), Transportasi, Pembuatan alat musik seperti angklung, kuliner, kerajinan rumah tangga dan ornamen, serta sebagai bahan pengobatan alami.
Meski memiliki banyak spesies dan dulu tersebar luas di Indonesia, kini beberapa jenis bambu mulai langka dan sulit ditemukan. Kelangkaan ini terjadi lebih disebabkan oleh konversi lahan menjadi daerah pemukiman.





Referensi:
  • www.bambooweb.info
  • www.dephut.go.id/INFORMASI/litbang/teliti/l_bambu.htm
  • www.antaranews.com/berita/1294915850/37-jenis-bambu-di-jabar-hampir-punah
  • Gambar: www.bambooweb.info

Ilmu Ukur Tanah

Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara pengukuran di permukaan bumi dan di bawah tanah untuk menentukan posisi relatif atau absolut titik-titik pada permukaan tanah, di atasnya atau di bawahnya, dalam memenuhi kebutuhan seperti pemetaan dan penentuan posisi relatif suatu daerah.





(sumber: Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)

Minggu, 06 Maret 2011

Pondasi Bangunan

Pondasi bangunan adalah kontruksi yang paling terpenting pada suatu bangunan.Karena pondasi berfungsi sebagai”penahan seluruh beban ( hidup dan mati ) yang berada di atasnya dan gaya – gaya dari luar.Pada pondasi tidak boleh terjadi penurunan pondasi setempat  ataupun penurunan pondasi merata melebihi dari batas – batas tertentu, yaitu :
Jenis bangunan                          Penurunan maksimum
1)     Bangunan umum                                 2.54 Cm
2)     Bangunan pabrik                                 3.81 Cm
3)     Gudang                                              5.08 Cm
4)     Pondasi mesin                                    0.05 Cm
Sumber : Foundation Design – W.C Teng
Jenis – jenis pondasi.
Bentuk pondasi ditentukan oleh berat bangunan dan keadaan tanah disekitar bangunan tersebut, sedangkan kedalaman pondasi ditentukan oleh letak tanah padat yang mendukung pondasi.Pondasi pada tanah miring lebih dari 10 %, maka pondasi bangunan tersebut harus dibuat rata atau dibentuk tangga dengan bagian bawah dan atas rata.Jenis pondasi dibagi menjadi 2, yaitu :
-       Pondasi dangkal
-       Pondasi dalam
Pondasi dangkal adalah pondasi yang digunakan pada kedalaman 0.8 – 1 meter.Karena daya dukung tanah telah mencukupi.Jenis –  jenis pondasi dangkal :
1) Pondasi rollag bata
Pada awalnya pondasi rollag bata merupakan pondasi yang diaplikasikan untuk menopang berat beban pada bangunan.Namun, pada saat ini pondasi rollag bata telah lama ditinggalkan.Selain mahal, pemasangannya pun membutuhkan waktu yang lama serta tidak memiliki kekuatan yang bisa diandalkan.Akan tetapi, pondasi ini tetap digunakanuntuk menahan beban ringan, misalnya pada teras.
2) Pondasi batu kali
Pondasi batu kali sering kita temuin pada bangunan – bangunan rumah tinggal.Pondasi ini masih digunakan, karena selain kuat, pondasi ini pun masih termasuk murah.Bentuknya yang trapesium dengan ukuran tinggi 60 – 80 Cm, lebar pondasi bawah 60 – 80 Cm dan lebar pondasi atas 25 – 30 Cm.
Bahan lain yang murah sebagai alternatif pengganti pondasi batu kali adalah memanfaatkan bongkaran bekas pondasi tiang pancang ( Bore Pile ) atau beton bongkaran jalan.Bekas bongkaran tersebut cukup kuat digunakan untuk pondasi, sebab mutu beton yang digunakan ialah K-250 s/d K-300.Permukaannya yang tajam dan kasar mampu mengikat adukukan semen dan pasir.Bila dibandingkan dengan pondasi rollag bata, tentu bongkaran bekas beton jauh lebih kuat.Ukurannya rata – rata 30 x 30 Cm.
gambar pondasi batu kali
3) Pondasi sumuran
Pondasi sumuran atau cyclop beton menggunakan beton berdiameter 60 – 80 Cm dengan kedalaman 1 – 2 meter.Di dalamnya dicor beton yang kemudian dicampur dengan batu kali dan sedikit pembesian dibagian atasnya.Pondasi ini kurang populer sebab banyak kekurangannya, di antaranya boros adukan beton dan untuk ukuran sloof haruslah besar.Hal tersebut membuat pondasi ini kurang diminati.
4) Pondasi plat beton lajur
Pondasi palt beto lajur sangat kuat, sebab seluruluhnya terdiri dari beton bertulang dan harganya lebih murah dibandingkan dengan pondasi batu kali.Ukuran lebar pondasi lajur ini sama dengan lebar bawah dari pondasi batu kali, yaitu 70 Cm.Sebab fungsi pondasi plat beton lajur adalah pengganti pondasi batu kali.
5) Pondasi bor mini / Strauss pile
Pondasi bor mini atau strauss pile ini digunakan pada kondisi tanah yang jelek, seperti bekas empang atau rawa yang lapisan tanah kerasnya berada jauh dari permukaan tanah.Pondasi ini bisa digunakan untuk rumah tinggal sederhna atau bangunan dua lantai.Kedalamannya 2 – 5 meter.Ukuran diameter pondasi mulai dari 20, 30 dan 40 Cm. Pengerjaannya dengan mesin bor atau secara manual.Di atas pondasi bor mini ada blok beton ( pile cap ).Pile cap ini merupakan media untuk mengikat kolom dengan sloof.
Pondasi dalam adalah pondasi yang kedalamannya lebih dari 2 meter dan biasa digunakan pada bangunan – bangunan bertingkat.Jenis pondasi dalam, yaitu :
1)     Bore pile
`        Bore pile adalah pondasi yang kedalamannya lebih dari 2 meter.Digunakan untuk pondasi bangunan – bangunan tinggi.Sebelum memasang bore pile, permukaan tanah dibor terlebih dahulu dengan menggunakan mesin bor. Hingga menemukan daya dukung tanah yang  sangat kuat untuk menopang pondasi.Setelah itu tulang besi dimasukan kedalam permukaaan tanah yang telah dibor, kemudian dicor dengan beton.Pondasi ini berdiameter 20 Cm keatas.Dan biasanya pondasi ini terdiri dari 2 atau lebih yang diatasnya terdapat pile cap.
pengerjaan pondasi beton
2) Tiang pancang / Paku bumi
Tiang pancang pada dasarnya sama dengan bore pile, hanya sja yang membedakan bahan dasarnya.Tiang pancang menggunakan beton jadi yang langsung ditancapkan langsung ketanah dengan menggunakan mesin pemancang.Karena ujung tiang pancang lancip menyerupai paku, oleh karena itu tiang pancang tidak memerlukan proses pengeboran.

Kurikulum Teknik Sipil (Konsentrasi Bangunan Air)

NO
MATA KULIAH
KODE
SKS
J/MG
SEMESTER I
1
Pendidikan Agama
SPK 101
2
2
2
Pendidikan Kewarganegaraan
SPK 102
2
2
3
Pendidikan Pancasila
SPK 103
2
2
4
Bahasa Indonesia
SPK 104
1
2
5
Bahasa Inggris Teknik
SKK 105
1
2
6
Statistika
SKK 107
1
2
7
Matematika Terapan
SKK 108
2
4
8
Fisika Terapan
SKK 109
2
3
9
Gambar Teknik
SKK 111
2
6
10
Mekanika Rekayasa
SKK 114
2
6
11
Ilmu Ukur Tanah
SKK 115
1
3
12
Bahan Bangunan
SKK 116
2
4
13
Praktik Kerja Kayu1
SAPB 144
1
76
14
Praktik Kerja Batu
SAPB 145
1
76
 
TOTAL
 
22
38

NO
MATA KULIAH
KODE
SKS
J/MG
SEMESTER II
1
Bahasa Inggris Teknik
SKK 205
1
2
2
Matematika Terapan
SKK 208
2
3
3
Pengenalan Komputer
SKK 210
1
2
4
Gambar Teknik
SKK 211
2
6
5
Mekanika Fluida
SKK 212
2
5
6
Mekanika Tanah
SKK 213
2
4
7
Mekanika Rekayasa
SKK 214
2
6
8
Ilmu Ukur Tanah
SKK 215
2
3
9
Rekayasa Beton
SAKB 219
2
4
10
Praktik Kerja Konstruksi Beton
SAPB 246
1
76
11
Praktik Kerja Acuan Perancah 1
SAPB 247
1
76
12
Laboratorium Ukur Tanah
SAPB 252
1
3
 
TOTAL
 
19
38

NO
MATA KULIAH
KODE
SKS
J/MG
SEMESTER III
 
 
 
1 Bahasa Inggris
SKK 305
1
2
2 Mekanika Tanah
SKK 313
2
4
3 Mekanika Rekayasa
SKK 314
2
6
4 Bahan Bangunan
SKK 316
2
4
5 Manajemen Konstruksi
SAKB 320
2
4
6 Struktur Beton Dasar
SAKB 322
2
4
7 Struktur Baja Dasar
SAKB 323
2
3
8 Ekonomi Rekayasa
SAKB 324
2
3
9 Praktik Kerja Kayu 2
SAPB 345
1
76
10 Praktik Kerja Acuan Perancah 2
SAPB 346
1
76
11 Laboratorium Uji Bahan
SAPB 351
1
76
12 Laboratorium Ukur Tanah
SAPB 352
1
76
  TOTAL
 
19
38

NO
MATA KULIAH
KODE
SKS
J/MG
SEMESTER IV
 
 
 
1 Bahasa Inggris
SKK 405
1
2
2 Mekanika Rekayasa
SKK 414
2
6
3 Manajemen Kontruksi
SAKB 420
2
4
4 Struktur Beton Bangunan Air
SAKB 424
2
3
5 Struktur Baja Bangunan Air
SAKB 425
2
4
6 Hidrolika
SAKB 433
1
4
7 Irigasi
SAKB 427
2
3
8 Rekayasa Pondasi
SAKB 428
2
4
9 Praktik Kerja Pipa dan Kerja Baja
SAPB 450
1
76
10 Praktik Kerja Pelat dan Drainase
SAPB 451
1
76
11 Laboratorium Uji Tanah
SAPB 455
1
4
12 Laboratorium Uji Bahan
SAPB 454
1
4
  TOTAL
 
18
38

NO
MATA KULIAH
KODE
SKS
J/MG
SEMESTER V
 
 
 
1
Manajemen Konstruksi
SAKB 520
1
3
2
Struktur Beton Bangunan Air
SAKB 524
1
2
3
Hidrolika
SAKB 526
1
3
4
Rekayasa Pondasi
SAKB 528
1
2
5
Alat Berat & PTM
SAKB 529
2
3
6
Estimasi Biaya
SAKB 530
2
4
7
Analisa Struktur Dengan Metode Matrik
SAKB 531
2
3
8
Reklamasi Rawa dan Pantai
SAKB 532
1
2
9
Hidrologi
SAKB 533
1
3
10
Bangunan Irigasi
SAKB 534
2
3
11
Aplikasi Komputer
SAKB 535
1
3
12
Kerja Proyek I
SAKB 593
2
7
13
Pemetaan (Mapping)
SAPB 552
2
152
 
TOTAL
 
19
38

NO
MATA KULIAH
KODE
SKS
J/MG
SEMESTER VI
 
 
 
1
Tata Tulis laporan
SKK 606
1
2
2
K - 3
SKK 617
1
2
3
AHDIK & HTK
SKK 618
2
3
4
Manajemen Konstruksi
SAKB 620
1
3
5
Struktur Kayu
SAKB 636
2
4
6
Rekayasa Gempa
SAKB 637
1
2
7
Rakayasa Jalan
SAKB 638
2
3
8
Penyediaan Air Bersih
SAKB 639
1
3
9
Pembuangan Air Limbah
SAKB 640
1
2
10
Teknik Lingkungan
SAKB 641
1
2
11
Kewirausahaan
SAKB 642
1
2
12
Kerja Proyek II
SAKB 643
2
7
13
Lab Uji Aspal
SAPB 656
1
3
14
Tugas Akhir
SAPB 657
3
152
 
TOTAL
 
20
38
Keterangan: (*) Muatan Lokal