Senin, 24 Oktober 2011

Pengendalian Kebisingan

Pengendalian kebisingan mutlak diperlukan untuk memperkecil pengaruhnya pada kesehatan kita. Usaha pengendalian kebisingan harus dimulai dengan melihat komponen kebisingan, yaitu Sumber radiasi, Jalur tempuh radiasi, serta Penerima (telinga). Antisipasi kebisingan dapat dilakukan dengan intervensi terhadap ketiga komponen ini.Industrial Noise Control
Secara garis besar, ada dua jenis pengendalian kebisingan, yaitu pengendalian bising aktif (active noise control) dan pengendalian bising pasif (passive noise control).
Pada Active Noise Control dapat dilakukan dengan Kontrol pada Sumber. Pengontrolan kebisingan pada sumber dapat dilakukan dengan modifikasi sumber, yaitu penggantian komponen atau mendisain ulang alat atau mesin supaya kebisingan yang ditimbulkan bisa dikurangi. Program maintenance yang baik supaya mesin tetap terpelihara, dan penggantian proses. Misalnya mengurangi faktor gesekan dan kebocoran suara, memperkecil dan mengisolasi elemen getar, melengkapi peredam pada mesin, serta pemeliharaan rutin terhadap mesin. Tetapi cara ini memerlukan penelitian intensif dan umumnya juga butuh biaya yang sangat tinggi (Goembira, Fadjar, Vera S Bachtiar, 2003). Beberapa upaya untuk mengurangi kebisingan di sumber antara lain (Tambunan, 2005):
  • Mengganti mesin-mesin lama dengan mesin baru dengan  tingkat kebisingan yang lebih rendah
  • Mengganti “jenis proses” mesin (dengan tingkat kebisingan yang lebih rendah) dengan fungsi proses yang sama, contohnya pengelasan digunakan sbg penggantian proses riveting.
  • Modifikasi “tempat” mesin, seperti pemberian dudukan mesin dengan material-material yang memiliki koefisien redaman getaran lebih tinggi.
  • Pemasangan peredam akustik (acoustic barrier) dalam ruang kerja
Antisipasi kebisingan dengan kontrol sumber ternyata 10 kali lebih murah (unit harga terhadap reduksi dB) daripada antisipasi pada propagasi atau kontrol lingkungan. noise controll
Jika kita berada pada lingkungan kerja dengan kebisingan > 100 dB A, maka usaha kontrol pada sumber kebisingan harus dilakukan. Menurut Standard Basic Requirement OSHA, rekayasa mesin harus dilakukan pada kondisi ini, dengan beberapa teknik berikut :
  • Cladding, adalah teknik untuk mengurangi pancaran bising dari pipa akibat aliran fluida di dalamnya. Cladding terdiri atas lapisan penyerap suara dan bahan impermeable. Lapisan ini ada berbagai jenis dengan tingkat atenuasi yang bervariasi.
  • Silencer, Attenuator, Muffler. digunakan untuk mereduksi bising fluida dengan meletakkannya di daerah atau jalur aliran fluida.
Secara praktis di lapangan, pengendalian bising pada sumber dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan cara pemeliharaan mesin-mesin secara kontinu, penempatan mesin-mesin pada ruangan khusus dan jauh dari kegiatan masyarakat atau karyawan, serta melengkapi mesin-mesin dengan penutup mesin sehingga dapat mengurangi kebisingan.
Metode lain untuk meredam bising seperti penggunaan alat peredam bising “silencer” yang diletakkan pada vent gas. Silencer dapat digunakan untuk mengurangi kebisingan dengan frekuensi tinggi, kompresor, blower, dan pompa vakum. Alat ini didisain sedemikian rupa sehingga aliran udara melewati tabung akustik berlubang yang dikelilingi oleh lapisan tebal dari material penyerap suara yang akan menurunkan kebisingan dengan range frekuensi tinggi dengan penurunan tekanan minimum.
Silencer terbuat dari konstruksi baja dimana permukaan luar dilapisi dengan baik. Alat ini didisain untuk menangani udara kering dengan temperatur di bawah 93oC. Untuk temperatur tinggi digunakan kemasan fiberglass.
clip_image008
Selain pengendalian dengan melakukan kontrol pada sumber bising, pengendalian kebisingan juga dapat dilakukan dengan pengendalian pada medium perambatan. Usaha ini bertujuan untuk menghalangi perambatan suara dari sumber suara yang menuju ke telinga manusia. Untuk menghalangi perambatan, ditempatkanlah sound barrier antara sumber suara dan telingan. Pemblokiran rambatan ini hanya akan berhasil jika sound barrier tidak ikut bergetar (resonansi) saat tertimpa gelombang yang merambat, hal ini sangat tergantung pada bahan dimensi.
Pengendalian kebisingan pada medium propagasi (medium rambat) sangat dipengaruhi oleh beberapa hal antra lain usaha untuk melakukan pemisahan ruangan dengan sekat atau pembatas akustik; Penggunaan material yang memiliki daya serap suara; Pembuatan Barrier yang berfungsi untuk menghalangi paparan bising dari sumber ke penerima dan dibangun di jalur propagasi antara sumber dan penerima. Usaha lain dapat dilakukan misal dengan memasang panel dan penghalang, serta memperluas jarak antar sumber dan melakukan pemagaran.
Salah satu usaha untuk mereduksi kebisingan pada daerah permukiman, dilakukan dengan Green Barrier yang membatasi daerah sumber kebisingan dengan daerah pemukiman masyarakat. Juga dapat dilakukan dengan memasang dinding pemisah antara sumber-sumber bising dengan ruangan tempat kerja (kedap suara).
Usaha terakhir untuk mengendalikan kebisingan dengan melakukan usaha proteksi secara personal. Proteksi personal yang bisa diterapkan adalah penggunaan earplugs dan earmuffs. Pemilihan antara kedua proteksi ini disesuaikan dengan kondisi. Secara umum, penggunaan earmuffs bisa mengurangi desibel yang masuk ke telinga lebih besar dari earplugs. Namun juga harus diingat bahwa proteksi yang berlebihan sangat dimungkinkan dapat mengurangi efektifitas proses.
Berikut beberapa penjelasan yang terkait dengan Earmuffs dan Earplugs.
Earmuffs, terbuat dari karet dan plastik. Earmuffs bisa digunakan untuk intensitas tinggi (>95 dB), bisa melindungi seluruh telinga, ukurannya bisa disesuaikan untuk berbagai ukran telinga, mudah diawasi dan walaupun terjadi infeksi pada telinga alat tetap dapat dipakai. Kekurangannya, penggunaan earmuffs menimbulkan ketidaknyamanan, rasa panas dan pusing, harga relatif lebih mahal, sukar dipasang pada kacamata dan helm, membatasi gerakan kepala dan kurang praktis karena ukurannya besar. Earmuffs lebih protektif daripada earplugs jika digunakan dengan tepat, tapi kurang efektif jika penggunaannya kurang pas dan pekerja menggunakan kaca mata.
Earplugs, digunakan untuk tingkat kebisingan sedang (80-95 dB), dengan waktu paparan 8 jam. Terdapat berbagai macam earplugs, baik bentuk padat maupun berongga. Bahannya terbuat dari karet lunak, karet keras, lilin, plastik atau kombinasi dari bahan-bahan tersebut.
Penguunaan ear plug mempunyai beberapa keuntungan, selain mudah dibawa karena bentuknya yang kecil, tidak membatasi gerakan kepala, lebih nyaman digunakan pada tempat panas, juga lebih murah (dibandingkan ear muff), Ear Plug juga lebih mudah dipakai bersama dengan kacamata dan helm. Sedangkan kekurangan ear plug atenuasi lebih kecil, sukar mengontrol atau diawasi, resiko infeksi pada saluran telinga.
Pengendalian pada penerima kebisingan dapat dilakukan dengan pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), serta melengkapi karyawan dengan alat pelindung diri (ear muff dan ear plug).

Dampak Kebisingan

Kebisingan merupakan bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan dan kenyamanan lingkungan yang dinyatakan dalam satuan desibel (dB). Kebisingan juga dapat didefinisikan sebagai bunyi yang tidak disukai, suara yang mengganggu atau bunyi yang menjengkelkan, meskipun orang-orang lain mungkin tidak terganggu oleh suara tersebut. Sedangkan bunyi sendiri adalah perubahan tekanan yang dapat dideteksi oleh telinga atau kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat melalui medium. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat, gas.
Kebanyakan suara merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitude atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam desibel. Manusia mendengar bunyi saat gelombang bunyi, yaitu getaran udara atau medium lain, sampai kegendang telinga manusia. Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20 kHz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva responya. Suara diatas 20 kHz disebut ultrasonic dan dibawah 20 Hz disebut infrasonik
Kebisingan merupakan salah satu masalah kesehatan lingkungan di kota-kota besar. Suara yang tidak diinginkan akan memberikan efek yang kurang baik terhadap kesehatan. Faktor-faktor suara juga ikut mempengaruhi dampak suatu kebisingan terhadap kesehatan. Bising adalah bunyi yang tidak dikehendaki yang dapat mengganggu dan atau membahayakan kesehatan. Dari WHO tahun 1988 sebagaimana yang disampaikan oleh Ditjen PPM & PLP, Depkes RI (1995), menyatakan bahwa 8 – 12% penduduk dunia telah menderita dampak kebisingan dalam berbagai bentuk dan diperkirakan angka tersebut terus akan meningkat, dan pada tahun 2001 diperkirakan 120 juta penduduk dunia mengalami gangguan pendengaran .
100428045756_jakartatraffic_226x170_nocredit3
Lalu lintas jalan merupakan sumber utama kebisingan yang mengganggu sebagian besar masyarakat perkotaan. Salah satu sumber bising lalulintas jalan antara lain berasal dari kendaraan bermotor, baik roda dua, tiga maupun roda empat, dengan sumber penyebab bising antara lain dari bunyi klakson saat kendaraan ingin mendahului atau minta jalan dan saat lampu lalulintas tidak berfungsi. Gesekan mekanis antara ban dengan badan jalan pada saat pengereman mendadak dan kecepatan tinggi; suara knalpot akibat penekanan pedal gas secara berlebihan atau knalpot imitasi; tabrakan antara sesama kendaraan; pengecekan perapian di bengkel pemeliharaan; dan frekuensi mobilitas kendaraan, baik dalam jumlah maupun kecepatan.
Pengaruh buruk kebisingan, didefinisikan sebagai suatu perubahan morfologi dan fisiologi suatu organisma yang mengakibatkan penurunan kapasitas fungsional untuk mengatasi adanya stress tambahan atau peningkatan kerentanan suatu organisma terhadap pengaruh efek faktor lingkungan yang merugikan, termasuk pengaruh yang bersifat sementara maupun gangguan jangka panjang terhadap seseorang secara baik secara fisik, psikologis atau sosial. Pengaruh khusus akibat kebisingan berupa gangguan pendengaran, gangguan kehamilan, pertumbuhan bayi, gangguan komunikasi, gangguan istirahat, gangguan tidur, psikofisiologis, gangguan mental, kinerja, pengaruh terhadap perilaku permukiman, ketidak nyamanan, dan juga gangguan berbagai aktivitas sehari-hari.
kebisingan
Dampak dari kebisingan di lingkungan perumahan terhadap kesehatan masyarakat antara lain gangguan komunikasi, gangguan psikologis, keluhan dan tindakan demonstrasi. Sedangkan kebisingan dilingkungan kerja/ industri dapat berdampak lain keluhan gangguan fisiologis, gangguan psikologis, gangguan komunikasim gangguan keseimbangan, serta gangguan terhadap pendengaran (ketulian).
Lebih jelasnya lagi adalah :
1. Gangguan Fisiologis
Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah, peningkatan denyut nadi, gangguan metabolisme, konstruksi pembuluh darah kecil terutama pada bagian kaki, dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris.
2. Gangguan Psikologis
Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur, emosi dan lain-lain. Pemaparan dalam jangka waktu lama akan menimbulkan penyakit psikosomatik seperti gastritis, penyakit jantung koroner dan lain-lain.
3. Gangguan Komunikasi
Gangguan komunikasi ni menyebabkan terganggunya pekerjaan, bahkan mungkin terjadi kesalahan terutama bagi pekerja baru yang belum berpengalaman. Gangguan komunikasi ini secara tidak langsung akan mengakibatkan bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja, karena tidak mendengar teriakan atau isyarat tanda bahaya dan tentunnya akan dapat menurunkan mutu pekerjaan dan produktifitas kerja.
4. Gangguan keseimbangan
Gangguan keseimbangan ini mengakibatkan gangguan fisiologis seperti kepala pusing, mual, dan lain-lain.
5. Gangguan terhadap pendengaran (ketulian)
Diantara sekian banyak ganguan yang ditimbulkan oleh bising, gangguan terhadap pendengaran adalah ganguan yang paling serius karena dapat menyebabkan hilangnya pendengaran atau ketulian. Ketulian ini dapat bersifat progresif atau awalnya bersifat sementara tapi bila bekerja terus-menerus ditempat bising tersebut maka daya dengar akan menghilang secara menetap atau tuli.

Tanah Dasar (Sub Grade)

Tanah dasar ialah jalur tanah bagian dari jalan tanah yang terletak dibawah pengerasan jalan.

Kekuatan dan keawetan pengerasan jalan itu sangat tergantung pada sifat- sifat dan daya dukung tanah dasar. 

Oleh karena itu, maka pada perencanaan pembuatan jalan baru harus diadakan pemeriksaan tanah yang teliti ditempat- tempat yang akan dijadikan tanah dasar yang berfungsi untuk mendukung pengerasan jalan. Lebih utama kalau diambil beberapa contoh tanah dari tanah dasar itu dan dikirimkan ke laboratorium penyelidikan tanah untuk diselidiki.

Senin, 26 September 2011

PENTINGNYA ETIKA PROFESI

Apakah etika, dan apakah etika profesi itu ? Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimilki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik.

Menurut Martin (1993), etika didefinisikan sebagai “the discpline which can act as the performance index or reference for our control system”. Dengan demikian, etika akan memberikan semacam batasan maupun standar yang akan mengatur pergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya. Dalam pengertiannya yang secara khusus dikaitkan dengan seni pergaulan manusia, etika ini kemudian dirupakan dalam bentuk aturan (code) tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsipprinsip moral yang ada dan pada saat yang dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik. Dengan demikian etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control”, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepenringan kelompok sosial (profesi) itu sendiri.

Selanjutnya, karena kelompok profesional merupakan kelompok yang berkeahlian dan berkemahiran yang diperoleh melalui proses pendidikan dan pelatihan yang berkualitas dan berstandar tinggi yang dalam menerapkan semua keahlian dan kemahirannya yang tinggi itu hanya dapat dikontrol dan dinilai dari dalam oleh rekan sejawat, sesama profesi sendiri. Kehadiran organisasi profesi dengan perangkat “built-in mechanism” berupa kode etik profesi dalam hal ini jelas akan diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan di sisi lain melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun penyalah-gunaan keahlian (Wignjosoebroto, 1999).

Oleh karena itu dapatlah disimpulkan bahwa sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukannya. Tanpa etika profesi, apa yang semual dikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat akan segera jatuh terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan pencarian nafkah biasa (okupasi) yang sedikitpun tidak diwarnai dengan nilai-nilai idealisme dan ujung-ujungnya akan berakhir dengan tidak-adanya lagi respek maupun kepercayaan yang pantas diberikan kepada para elite profesional ini.

Sabtu, 16 Juli 2011

Material Komposit Dalam Konstruksi

Meskipun beton bertulang dan beton prategang juga termasuk dalam material komposit, tetapi keduanya tidak secara tegas dimasukkan dalam kelompok konstruksi komposit karena tulangan bajanya tidak secara struktur memikul betan. Lain halnya dengan konstruksi komposit balok-baja-pelat-beton komposit dimana balok dapat memikul berat sendiri. Oleh karenanya pembahasan material dikonsentrasikan kepada yang terakhir. Material yang digunakan dalam konstruksi balok-pelat komposit adalah:

a. Balok baja dapat berupa: penampang I, balok castellated, balok tersusun dari rangka batang, balok berbentuk boks, penampang built-up dari pelat, dll.

b. Pelat beton dari beton normal atau beton ringan, termasuk pelat dengan penebalan (haunch), pelat prefab, pelat dengan sirip yang sejajar atau tegak lurus balok baja.

c. Baja shear connector, termasuk stud, siku, kanal, baut friksi kekuatan tinggi, lekatan epoxy, flens berlubang, pelat bergerigi, dll.

d. Proteksi kebakaran dengan beton, termasuk didalamnya proteksi solid, berlubang, dll.

e. Kolom komposit baja-beton termasuk didalamnya: baja tube dengan beton pengisi, kolom penampang I terbungkus beton, kolom komposit dengan metal tube sekililingnya untuk keperluan drainase dan pendukung struktur lainya.

Sabtu, 11 Juni 2011

Klasifikasi Jalan Raya Menurut Fungsinya

1. Jalan Utama/ Jalan Primer

Jalan Raya Utama adalah jalan raya yang melayani lalu lintas yang tinggi (kendaraan berat) antara kota-kota yang penting atau antara pusat-pusat produksi dan pusat-pusat eksport. Adapun ciri-cirinya sebagai berikut;

• Dilalui oleh kendaraan berat > 10 ton, 10 ton adalah beban ganda.
• Dilalui oleh kendaraan dengan kecepatan tinggi (PR) > 80 km/jam.

2. Jalan Sekunder

Jalan Raya Sekunder ialah jalan raya yang melayani lalu lintas yang cukup tinggi, baik kendaran ringan maupun berat antara kota-kota penting dan kota-kota yang lebih kecil, serta melayani daerah-daerah di sekitarnya. Adapun cirinya sebagai berikut;

• Kendaraan yang melaluinya yaitu kendaraan ringan <> 10 ton
• Dilalui oleh kendaraan dengan kecepatan sedang (40-80 km/jam).

3. Jalan Penghubung/ Jalan Lokal

Jalan penghubung adalah jalan keperluan aktivitas daerah yang sempit juga dipakai sebagai jalan penghubung antara jalan-jalan dari golongan yang lama atau yang berlainan.

Fungsi jalan penghubung adalah untuk melayani lalu lintas yaitu memenuhi kebutuhan aktivitas masyarakat setempat biasanya jalan perkotaan. Adapun ciri-cirinya;

• Melayani semua jenis pemakai jalan, kendaraan ringan serta kendaraan berat namun dibatasi dari pusat pemukiman ke pusat industri.
• Kecepatan kendaraan rendah (max. 60 km/jam).
• Banyak persimpangan jalan serta terdapat titik simpul sebagai pusat aktivitas masyarakat.

Klasifikasi Jalan Raya Menurut Ramainya Lalu-Lintas

Suatu jalan raya yang mempunyai banyak jalur lalu-lintas itu tergantung pada kecepatan kendaraan-kendaraan masih harus dibagi lagi dalam beberapa jalur lalu-lintas, yaitu jalur-jalur lalu-lintas lambat dan jalur-jalur lalu-lintas cepat.

Jalur-jalur lalu-lintas cepat itu dibagi lagi menurut kecepatan kendaraan- kendaraan yang melaluinya dalarn beberapa gulongan yaitu:

1. Jalur lalu-lintas untuk. 40 km/jam.
2. Jalur lalu-lintas untuk 50 km/jam.
3. Jalur lalu-lintas untuk 60 krn/jam ke atas.

Oleh karena itu, pada perencanaan pembuatan suatu jalan harus dapat rnenjangkau perkembangan lalu-lintas untuk sesuatu waktu yang tertentu dikemudian hari tanpa ada perbaikan yang berarti, misalnya dapat mencapai umur rencana 15-20 tahun yang mendatang.

Umur rencana jalan adalah jangka waktu sejak jalan itu dibuka hingga saat diperlukan perbaikan berat atau telah dianggap perlu untuk memberi lapisan pengerasan baru. Ramainya lalu-lintas kendaraan yang melewati sesuatu jalan itu dapat diteliti dengan menghitung jumlah (volume) kendaraan yang lewat sesuai dengan masing-masing jenis kendaraan.

Pekerjaan penelitian ini dilakukan tiap-tiap hari selama 24 jam terus-menerus selama jangka waktu yang tertentu misalnya sdanra 2 minggu berturut-turut. Angka-angka yang menunjukkan hasil penelitian (pencatatan) jumlah kendaraan yang lewat itu disebut "Lalu-lintas Harian Rata-rata" disingkat L.H.R..

Karena beraneka ragam jenis-jenisnya kendaraan maka diadakan suatu angka perbandingan antara jenis-jenis kendaraan itu. Untuk mobil penumpang/sepeda-motor disebut "Satuan Mobil Penumpang" disingkat S.M.P. yang besar angka perbandingannya ditetapkan sama dengan satu. Besar angka-angka perbandingan untuk kendaraan jenis lainnya dapat dibaca pada Tabel 2.1.

Bila suatu jalan terdapat berbagai jenis kcndaraan dengan jurnlah yang berbeda, maka dengan angka perbandingan pada Tabel 2.1 dibuat daftar yang akan menghasilkan angka "S.M.P."-nya.

Setelah didapat angka "S.M.P."-nya kita menentukan kelas jalan dengan membaca Tabel 2.2. Sebagai contoh perhatikan daflar yang menghasilkan jumlah "S.M.P." suatu jalan sebesar 10.500 S.M.P. yang dapat dibaca di bawah ini.

Rabu, 18 Mei 2011

Metode Perbaikan Pada Beton

Dengan adanya kerusakan pada beton maka kita harus melakukan perbaikan agar beton yang telah kita kerjakan dapat memuaskan,oleh sebab itu untuk mendapatkan hasil perbaikan dan perkuatan yang tepat guna dan mencapai sasaran yang telah ditetapkan, maka perlu dilakukan investigasi untuk mendapatkan data-data kerusakan baik melalui pengamatan visual ataupun dengan bantuan pengujian non-destructive maupun semi destructive dan mereview dokumen dari struktur yang ada. Dari hasil investigasi tersebut, kemudian dilakukan analisa dan evaluasi pada struktur tersebut untuk menetapkan apakah kerusakan yang terjadi hanya perlu perbaikan atau perlu perkuatan atau dalam kondisi yang terjelek struktur yang mengalami kerusakan harus dilakukan pembongkaran dan dibangun struktur baru.Berikut adalah contoh untuk perbaikan beton yang mengalami keretakan,spalling(terlepasnya bagian beton),dan juga metode perkuatan beton

MEMPERBAIKI KERETAKAN

Keretakan dibedakan retak struktur dan non-struktur. Retak struktur umumnya terjadi pada elemen struktur beton bertulang, sedang retak non-struktur terjadi dinding bata atau dinding non-beton lainnya.
Untuk retak non-struktur, dapat digunakan metode injeksi dengan material pasta semen yang dicampur dengan expanding agent serta latex atau hanya melakukan sealing saja dengan material polymer mortar atau polyurethane sealant.
Sedang pada retak struktur, digunakan metode injeksi dengan material epoxy yang mempunyai viskositas yang rendah, sehingga dapat mengisi dan sekaligus melekatkan kembali bagian beton yang terpisah.
Proses injeksi dapat dilakukan secara manual maupun dengan mesin yang bertekanan, tergantung pada lebar dan dalamnya keretakan.

SPALLING

Metode perbaikan pada kerusakan spalling, tergantung pada besar dan dalamnya spalling yang terjadi.

Patching
Untuk spalling yang tidak terlalu dalam (kurang dari selimut beton) dan area yang tidak luas, dapat digunakan metode patching.
Metode perbaikan ini adalah metode perbaikan manual, dengan melakukan penempelan mortar secara manual. Pada saat pelaksanaan yang harus diperhatikan adalah penekanan pada saat mortar ditempelkan; sehingga benar-benar didapatkan hasil yang padat.
Material yang digunakan harus memiliki sifat mudah dikerjakan, tidak susut dan tidak jatuh setelah terpasang (lihat maksimum ketebalan yang dapat dipasang tiap lapis), terutama untuk pekerjaan perbaikan overhead. Umumnya yang dipakai adalah monomer mortar, polymer mortar dan epoxy mortar.

Grouting
Sedang pada spalling yang melebihi selimut beton, dapat digunakan metode grouting, yaitu metode perbaikan dengan melakukan pengecoran memakai bahan non-shrink mortar.
Metode ini dapat dilakukan secara manual (gravitasi) atau menggunakan pompa.
Pada metode perbaikan ini yang perlu diperhatikan adalah bekisting yang terpasang harus benar-benar kedap, agar tidak ada kebocoran spesi yang mengakibatkan terjadinya keropos dan harus kuat agar mampu menahan tekanan dari bahan grouting.
Material yang digunakan harus memiliki sifat mengalir dan tidak susut. Umumnya digunakan bahan dasar semen atau epoxy.

Shot-crete (Beton Tembak)
Apabila spalling yang terjadi pada area yang sangat luas, maka sebaiknya digunakan metode Shot-crete. Pada metode ini tidak diperlukan bekisting lagi seperti halnya pengecoran pada umumnya.
Metode shotcrete ada dua sistim yaitu dry-mix dan wet-mix.
Pada sistim dry-mix, campuran yang dimasukkan dalam mesin berupa campuran kering, dan akan tercampur dengan air di ujung selang. Sehingga mutu dari beton yang ditembakkan sangat tergantung pada keahlian tenaga yang memegang selang, yang mengatur jumlah air. Tapi sistim ini sangat mudah dalam perawatan mesin shotcretenya, karena tidak pernah terjadi ‘blocking’.
Pada sistim wet-mix, campuran yang dimasukkan dalam mesin berupa campuran basah, sehingga mutu beton yang ditembakkan lebih seragam. Tapi sistim ini memerlukan perawatan mesin yang tinggi, apalagi bila sampai terjadi ‘blocking’.
Pada metode shotcrete, umumnya digunakan additive untuk mempercepat pengeringan (accelerator), dengan tujuan mempercepat pengerasan dan mengurangi terjadinya banyaknya bahan yang terpantul dan jatuh (rebound).

Grout Preplaced Aggregat (Beton Prepack)
Metode perbaikan lainnya untuk memperbaiki kerusakan berupa spalling yang cukup dalam adalah dengan metode Grout Preplaced Aggregat. Pada metode ini beton yang dihasilkan adalah dengan cara menempatkan sejumlah agregat (umumnya 40% dari volume kerusakan) kedalam bekisting, setelah itu dilakukan pemompaan bahan grout, kedalam bekisting.
Material grout yang umumnya digunakan adalah polymer grout, yang memiliki flow cukup tinggi dan tidak susut.

Contoh Laporan Kerja Pipa


BAB I
PENDAHULUAN

         Latar Belakang

Sistem perpipaan terus berkembang kearah yang lebih baik. Pada mulanya manusia memindahkan air dari sungai ke rumah dengan menggunakan ember. lalu berkembang dari satu orang menjadi banyak orang yang berurutan sehingga proses pengambilan air menjadi lebih mudah. Melalui analogi sederhana ini manusia berfikir untuk lebih mengefisienkan waktu dan tenaga maka dibuatlah distribusi melalui sistem perpipaan.

Saat ini sistem perpipaan sudah amat maju, sebagai contoh sistem perpipaan yang dibuat untuk mengantarkan minyak dari satu negara ke negara lain melalui sistem perpipaan bawah laut (offshore). sehingga dengan sistem ini akan dihemat waktu lebih banyak, walaupun kendala yang akan dihadapi lebih banyak.

 Sistem pemipaan identik dengan saluran pembuluh darah yang mengalirkan darah keseluruh bagian tubuh. Sistem pemipaan digunakan untuk penyediaan dan pendistribusian air besih, pembuangan limbah dari kawasan industri ataupun dari fasilitas publik lainnya. Selain itu, sistem pemipaan digunakan untuk mentransportasikan minyak mentah dari sumur minyak menuju tangki yang kemudian akan diproses selanjutnya, mentransportasikan dan mendistribusikan gas alam dari sumber gas menuju tangki penyimpanan. Sistem pemipaan juga di aplikasikan dalam pendistribusian minyak atupun gas untuk menyuplai kebutuhan industri, mesin pembangkit tenaga dan keperluan komersial. Sistem pemipaan juga digunakan untuk mengangkut cairan, bahan kimia, campuran kimia dan uap pada industri makanan, pabrik kimia dan industri lainnya. Sistem pemipaan juga digunakan untuk instalasi pemadam kebakaran, untuk keperluan mesin-mesin dan lain – lain.

Semakin banyak penggunaan pipa dalam aspek kehidupan manusia maka semakin banyak di perlukan ahli-ahli dibidang pemipaan. Umumnya bagian perpipaan dan detailnya merupakan standar dari unit, seperti ukuran diameter, jenis katup yang akan dipasang, baut dan gasket pipa, penyangga pipa, dan lain-lain. Sehingga dengan demikian akan terdapat keseragaman ukuran antara satu dengan lainnya. Sedangkan di pasaran telah terdapat berbagai jenis pipa dengan ukuran dan bahan-bahan tertentu sesuai dengan kebutuhan seperti dari bahan Carbon Steel, PVC (Polyvinil Chloride), stainless Steel, dan lain-lain.

Dalam merancang suatu jalur pipa yang tersusun dari beberapa buah pipa yang disusun secara seri maupun paralel maka persoalan yang dihadapi belumlah begitu rumit, namun banyak juga jalur pipa yang ada bukanlah suatu rangkaian yang sederhana melainkan suatu jaringan pipa yang sangat kompleks, sehingga memerlukan penyelesaian yang lebih teliti. Oleh sebab itu lah laporan ini dibuat agar dapat memperluas pengetahuan kita tentang pipa.


        Tujuan

         Tujuan dibuatnya laporan ini agar dapat menambah dan memperluas pemahaman mahasiswa/i dalam hal perpipaan
         Untuk dapat mengetahui dan menerangkan proses pemotongan dan penguliran pipa.
         Untuk menumbuhkan minat atau ketertarikan mahasiswa/i untuk memperdalam tentang pemipaan.








BAB II
PERPIPAAN

      Ragam Pipa dan Kegunaannya

Kita sudah mengenal pipa digunakan sebagai sambungan instalasi air di rumah (dingin atau panas) untuk itu kita juga perlu mengetahui jenis pipa untuk pilihan yang tepat sesuai kegunaannya.

Ada beberapa jenis pipa berdasarnya bahan yaitu :

         Pipa Besi, memang pipa ini lebih kuat dan tahan ,tapi pemasangannya kurang praktis, pipa tidak luwes mengikuti kontur atau jalur, setiap sambungan butuh drat. bila rusak atau bocor, perbaikannya pun tidak mudah, bagian dalam pipa bisa berkarat sehingga air jadi kotor dan bau. Harganya pun lebih mahal

         Pipa Tembaga bisa menjadi alternatif karena lebih flexibel dan tidak berkarat, selain itu juga tahan panas dan tekanan tinggi. pemasangan tidak perlu banyak sambungan, sehinggga lebih praktis dan cepat. Harganya lebih mahal dibandingkan dengan pipa besi.

         Pipa PVC (polyvinyl chloride) yang lebih murah. Selain untuk air bersih PVC dipakai juga untuk saluran kloset, air limbah dan talang air hujan. Diameter pipa mulai 1/2 inci sampai 6 inci atau 16 mm sampai 150 mm dan dijual dalam satuan empat meter perbatang. Pipa yang terbuat dari fiber ini lebih ringan dan lentur sehingga mudah dipasangdan diperbaiki, bila ada yang rusak atau bocor cukup dipotong bagian yang rusak dan disambung kembali. Pipa tidak berkarat dan cukup kuat, mampu menahan tekanan air hingga dua bar atau 10kg/cm2 kelemahan pipa PVC hanya bisa dipakai untuk saluran dingin. Pemasangan juga butuh banyak sambungan dan masih rentan bocor.

         Pipa uPVC, Pipa uPVC (unplasticized polyvinyl chloride)  lebih kuat dan lebih tahan terhadap tekanan. Pipa uPVC ini mampu menahan tekanan lima kali pipa PVC dengan daya tahan sampai 50 tahun atau dua kali pipa PVC. Meskipun demikian tetap saja pipa uPVC tidak disarankan untuk saluran air panas. Pipa ini juga masih butuh banyak sambungan. Bahkan, konon penggunaan pipa uPVC di negara-negara maju sudah dilarang, karena dinilai mengandung zat timbal (zat klorida dan bahan campuran stabilizer)

         Pipa PEX, selain PVC dan uPVC ada pipa baru yang diklaim tidak mengandung zat berbahaya, lebih kuat dan bisa dipakai baik untuk air panas dan air dingin, yaitu pipa berbahan polyethylene atau PEX (polyethylene cross linked) seperti Westpex dan Rifeng, serta pipa HDPE (high density polyethylene) dari Pralon. Pipa PEX merupakan jenis pipa mutakhir untuk menggantikan pipa PVC dan uPVC, besi, dan tembaga. Pipa polyethylene lebih kuat, higenis dan aman. Ketahanannya mulai dari minus 40 derajat sampai 110 derajat celcius dengan umur setara pipa uPVC. Harganya lebih murah ketimbang pipa tembaga. Bentuknya berupa gulungan (bisa digulung) seperti selang air, bukan batangan seperti pipa PVC dan uPVC, dengan berat sekitar 11 kg/100m.

Karena itu pipa mudah dibawa, disimpan dan dipasang. Pemasangan tidak memerlukan sambungan bila dipasang membelok, pipa cukup dilekukkan sehingga kebocoran bisa diminimalisir. Wespex membedakan pipa warna putih untuk aplikasi air dingin dan warna merah untuk aplikasi air panas.

         Ada jenis pipa lain yang lebih kuat, tidak berkarat, tidak beracun dan tahan terhadap tekanan tinggi,yaitu pipa semen seperti Dusaspun dan pipa keramik seperti seperti Claytan.Pipa semen lebih murah ketimbang pipa keramik.pipa semen masih ada pori-porinya ,bisa korosi dan masih menyerap air.Pipa semen dan keramik baru dipasarkan untuk proyek infrastuktur dan belum tersedia untuk rumah tangga.

         Ukuran Pipa

         Sambungan Pipa








BAB III
PRAKTEK KERJA PIPA

         Alat dan Bahan Untuk Mengulir

         Alat
         Rumah-rumah snay 1’’                           1 buah
         Rumah-rumah snay ’’                 2 buah
         Rumah-rumah snay ’’                 1 buah
         Snay tak langsung ’’                               1 buah
         Snay tak langsung 1’’                             1 buah
         Pipe Cutter                                              2 buah
         Gergaji Besi                                            6 buah
         Kikir Persegi                                           4 buah
         Kikir Bulat                                              6 buah
         Meteran 7,5                                             3 buah
         Siku-siku                                                 3 buah
         Martil                                                      2 buah
         Kunci Pipa                                              2 buah
         Boring Reamer                                        2 buah
         Jangka Sorong                                        1 buah
         Tang                                                        1 buah

         Bahan

         Pipa diameter 1’’ sepanjang 27.5 cm; 1 btg/org
         Pipa diameter ’’ sepanjang 27.5 cm: 1 btg/org
         Pipa diameter ’’ sepanjang 27.5 cm; 1 btg/org


         Prosedur Pelaksanaan Penguliran

Prosedur pelaksanaan penguliran yang akan dilakukan adalah:
         Proses Pemotongan Pipa Dengan mesin Pemotong
         Pipa diameter 1’’
         Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
         Ambil sebatang pipa dengan diameter 1’’
         Ukur pipa sesuai ukuran yaitu 27.5 cm
         Masukkan pipa ke lubang mesin pemotong pipa, lalu kunci pipa pada alat tersebut depan dan belakang. Pastikan sudah terkunci.
         Setelah di kunci, Sesuiakan ukuran pipa yg sudah di tandai tadi kearah pisau yg terdapat pada mesin tersebut.
         Setelah sesuai pisau dan tanda ukuran , hidupkam mesin lalu injak gas mesin tersebut sesuai felling si pemotong.
         Putar-putar pisau pemotong sesuai dengan feeling yang dirasa hingga akhirnya terpotong sepanjang 27.5 cm
         Buka pengunci depan dan belakang, lalu ambil hasil pipa yg terpotong tadi.

         Pipa diameter 1’’
         Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
         Ambil sebatang pipa dengan diameter ’’
         Ukur pipa sesuai ukuran yaitu 27.5 cm
         Masukkan pipa ke lubang mesin pemotong pipa, lalu kunci pipa pada alat tersebut depan dan belakang. Pastikan sudah terkunci.
         Setelah di kunci, Sesuiakan ukuran pipa yg sudah di tandai tadi kearah pisau yg terdapat pada mesin tersebut.
         Setelah sesuai pisau dan tanda ukuran, hidupkam mesin lalu injak gas mesin tersebut sesuai felling si pemotong.
         Putar-putar pisau pemotong sesuai dengan feeling yang dirasa hingga akhirnya terpotong sepanjang 27.5 cm
         Buka pengunci depan dan belakang, lalu ambil hasil pipa yg terpotong tadi.

         Proses Pemotongan Pipa dengan Gergaji Besi
         Pipa diameter 1’’
         Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
         Ambil sebatang pipa dengan diameter 1’’
         Ukur pipa sesuai ukuran yaitu 27.5 cm + 2 mm untuk pengikiran agar jika dikikir/diratakan pipa yg di dapat tepat 27.5
         Tandai dengan sidol permanen agar tidak terhapus.
          Letakkan pipa tersebut pada alat penjepit pipa, kencangkan penjepitan, agar pipa tidak dapat bergerak sehingga mempermudah pengerjaan pemotongan.
         Ambil gergaji besi dengan mata yg sudah di pasang, pastikan bahwa mata gergaji tersebut tidak salah arah, dimana mata gergajinya yg tajam menghadap ke bawah.
         Kencangkan mata gergaji tersebut.
         Potong pipa secara perlahan tapi tdak terlalu lambat dan jangan terlalu di tekan karna akan patah mata gergajinya.
         Lakukan secara berulang sehingga pipa tersebut akan terpotong.

         Pipa diameter 1’’
       Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
       Ambil sebatang pipa dengan diameter ’’
       Ukur pipa sesuai ukuran yaitu 27.5 cm + 2 mm untuk pengikiran agar jika dikikir/diratakan pipa yg di dapat tepat 27.5
       Tandai dengan sidol permanen agar tidak terhapus.
       Letakkan pipa tersebut pada alat penjepit pipa, kencangkan penjepitan, agar pipa tidak dapat bergerak sehingga mempermudah pengerjaan pemotongan.
       Ambil gergaji besi dengan mata yg sudah di pasang, pastikan bahwa mata gergaji tersebut tidak salah arah, dimana mata gergajinya yg tajam menghadap ke bawah.
       Kencangkan mata gergaji tersebut.
       Potong pipa secara perlahan tapi tdak terlalu lambat dan jangan terlalu di tekan karena akan patah mata gergajinya.
       Lakukan secara berulang sehingga pipa tersebut akan terpotong
         Proses Penguliran Pipa
         Pipa diameter 1’’ dengan Snay Langsung
         Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
         Ambil pipa diameter 1’’ ukuran 27.5 cm yang telah di potong tadi baik menggunakan mesin maupun gergaji.
         Jika menggunakan mesin pemotong sebaiknya di Boring Reamer terlebih dahulu.
         Ambil rumah-rumah snay langsung yg ukuran diameternya 1’’.
         Masukkan pipa ke mesin penguliran, kencangkan pipa ke mesin agar pada saat penguliran pipa tidak bergesr.
         Masukkan lubang rumah-rumah snay langsung yg berdiameter 1’’ ke ujung pipa diameter 1’’
         Lalu tekan lubang rumah-rumah snay kedalam ujung pipa dan naik turun kan tungkai rumah-rumah snay dari atas ke bawah.
         Lakukan hal tersebut berulang-ulang kali sehingga terulir sepanjang 2cm.
         Dalam proses penguliran tuangkan air secara terus-menerus agar pipa tidak panas dan memuai agar di dapat hasil yang maksimal.
         Setelah terulir 2cm, buka rumah-rumah snay tersebut.
         Lakukan hal tersebut pada ujung yang satunya lagi.
         Karena mengunakan snay langsung maka cukup sekali penguliran pipa sudah dapat msauk ke sambungan.

         Pipa diameter 1’’ dengan Snay Tak Langsung
         Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
         Ambil pipa diameter ’’  ukuran 27.5 cm yang telah di potong tadi baik menggunakan mesin maupun gergaji.
         Jika menggunakan mesin pemotong sebaiknya di Boring Reamer terlebih dahulu.
         Ambil rumah-rumah snay tak langsung yg ukuran diameternya ’’ 
         Masukkan pipa ke mesin penguliran, kencangkan pipa ke mesin agar pada saat penguliran pipa tidak bergesr.


         Masukkan lubang rumah-rumah snay tak langsung yg berdiameter ’’ ke ujung pipa diameter ’’
         Lalu tekan lubang rumah-rumah snay kedalam ujung pipa dan naik turun kan tungkai rumah-rumah snay dari atas ke bawah.
         Lakukan hal tersebut berulang-ulang kali sehingga terulir sepanjang 2cm.
         Cocokkan hasil uliran ke sambungan (biasa kalau masih 1x ulir belum dapat masuk)
         Ulir kembali pipa sehingga didapat pipa tersebut masuk ke sambungan (biasa 3x penguliran)
         Setelah terulir 2cm, buka rumah-rumah snay tersebut.
         Lakukan hal tersebut pada ujung yang satunya lagi.

NB:
            Apabila diameter luar pipa lebih kecil dari diameter dalam snay maka dapat menggunakan snay langsung.
Apabila diameter luar pipa lebih besar dari diameter dalam snay maka harus menggunakan snay tak langsung.















         Foto Kerja









BAB IV
PENUTUP

        Simpulan

         Sistem pemipaan digunakan untuk mentransportasikan dan mendistribusikan fluida (segala jenis cairan) dari suatu tempat ke tempat lain agar dapat diproses, di simpan maupun langsung digunakan.
         Pipa dapat berkarat, dapat menyalurkan tekanan, tahan terhadap tekanan tinggi, kuat dan fleksibel tergantung dari jenis-jenis pipanya sesuai yang sudah dibahas pada bab sebelumnya.
         Pada proses pemotongan pipa menggunakan mesin potong, pipa harus di "Boring Reamer” dahulu sebelum di ulir, sehingga gaya yang tercipta akibat pemotongan oleh mesin tidak menghasilkan udara atau kebocoran pada sela-sela sambungan.

         Saran

         Pipa dapat memuai pada saat penguliran, sehingga pada saat proses penguliran sebaiknya diiringi dengan penyiraman air, agar hasil ulirannya baik.
         Saat penguliran berlangsung diperlukan adanya kerjasama yang baik antar pengulir dengan yg menyiramkan air pada saat mengulir agar waktu lebih efisien.
         Pada proses penguliran sebaiknya K3 tetap dilaksanakan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.








SUMBER


         http://www.google.co.id/






















                                 
















DAFTAR ISI


COVER            

DAFATAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I       PENDAHULUAN
           Latar Belakang
           Tujuan

BAB II     PERPIPAAN
           Ragam Pipa dan Kegunaanya
           Ukuran Pipa
           Sambungan Pipa

BAB III    PRAKTEK KERJA PIPA
           Alat dan Bahan Untuk Mengulir
           Prosedur Pelaksanaan Penguliran
           Foto Kerja

BAB IV    PENUTUP
           Simpulan
           Saran

SUMBER