Rabu, 18 Mei 2011

Metode Perbaikan Pada Beton

Dengan adanya kerusakan pada beton maka kita harus melakukan perbaikan agar beton yang telah kita kerjakan dapat memuaskan,oleh sebab itu untuk mendapatkan hasil perbaikan dan perkuatan yang tepat guna dan mencapai sasaran yang telah ditetapkan, maka perlu dilakukan investigasi untuk mendapatkan data-data kerusakan baik melalui pengamatan visual ataupun dengan bantuan pengujian non-destructive maupun semi destructive dan mereview dokumen dari struktur yang ada. Dari hasil investigasi tersebut, kemudian dilakukan analisa dan evaluasi pada struktur tersebut untuk menetapkan apakah kerusakan yang terjadi hanya perlu perbaikan atau perlu perkuatan atau dalam kondisi yang terjelek struktur yang mengalami kerusakan harus dilakukan pembongkaran dan dibangun struktur baru.Berikut adalah contoh untuk perbaikan beton yang mengalami keretakan,spalling(terlepasnya bagian beton),dan juga metode perkuatan beton

MEMPERBAIKI KERETAKAN

Keretakan dibedakan retak struktur dan non-struktur. Retak struktur umumnya terjadi pada elemen struktur beton bertulang, sedang retak non-struktur terjadi dinding bata atau dinding non-beton lainnya.
Untuk retak non-struktur, dapat digunakan metode injeksi dengan material pasta semen yang dicampur dengan expanding agent serta latex atau hanya melakukan sealing saja dengan material polymer mortar atau polyurethane sealant.
Sedang pada retak struktur, digunakan metode injeksi dengan material epoxy yang mempunyai viskositas yang rendah, sehingga dapat mengisi dan sekaligus melekatkan kembali bagian beton yang terpisah.
Proses injeksi dapat dilakukan secara manual maupun dengan mesin yang bertekanan, tergantung pada lebar dan dalamnya keretakan.

SPALLING

Metode perbaikan pada kerusakan spalling, tergantung pada besar dan dalamnya spalling yang terjadi.

Patching
Untuk spalling yang tidak terlalu dalam (kurang dari selimut beton) dan area yang tidak luas, dapat digunakan metode patching.
Metode perbaikan ini adalah metode perbaikan manual, dengan melakukan penempelan mortar secara manual. Pada saat pelaksanaan yang harus diperhatikan adalah penekanan pada saat mortar ditempelkan; sehingga benar-benar didapatkan hasil yang padat.
Material yang digunakan harus memiliki sifat mudah dikerjakan, tidak susut dan tidak jatuh setelah terpasang (lihat maksimum ketebalan yang dapat dipasang tiap lapis), terutama untuk pekerjaan perbaikan overhead. Umumnya yang dipakai adalah monomer mortar, polymer mortar dan epoxy mortar.

Grouting
Sedang pada spalling yang melebihi selimut beton, dapat digunakan metode grouting, yaitu metode perbaikan dengan melakukan pengecoran memakai bahan non-shrink mortar.
Metode ini dapat dilakukan secara manual (gravitasi) atau menggunakan pompa.
Pada metode perbaikan ini yang perlu diperhatikan adalah bekisting yang terpasang harus benar-benar kedap, agar tidak ada kebocoran spesi yang mengakibatkan terjadinya keropos dan harus kuat agar mampu menahan tekanan dari bahan grouting.
Material yang digunakan harus memiliki sifat mengalir dan tidak susut. Umumnya digunakan bahan dasar semen atau epoxy.

Shot-crete (Beton Tembak)
Apabila spalling yang terjadi pada area yang sangat luas, maka sebaiknya digunakan metode Shot-crete. Pada metode ini tidak diperlukan bekisting lagi seperti halnya pengecoran pada umumnya.
Metode shotcrete ada dua sistim yaitu dry-mix dan wet-mix.
Pada sistim dry-mix, campuran yang dimasukkan dalam mesin berupa campuran kering, dan akan tercampur dengan air di ujung selang. Sehingga mutu dari beton yang ditembakkan sangat tergantung pada keahlian tenaga yang memegang selang, yang mengatur jumlah air. Tapi sistim ini sangat mudah dalam perawatan mesin shotcretenya, karena tidak pernah terjadi ‘blocking’.
Pada sistim wet-mix, campuran yang dimasukkan dalam mesin berupa campuran basah, sehingga mutu beton yang ditembakkan lebih seragam. Tapi sistim ini memerlukan perawatan mesin yang tinggi, apalagi bila sampai terjadi ‘blocking’.
Pada metode shotcrete, umumnya digunakan additive untuk mempercepat pengeringan (accelerator), dengan tujuan mempercepat pengerasan dan mengurangi terjadinya banyaknya bahan yang terpantul dan jatuh (rebound).

Grout Preplaced Aggregat (Beton Prepack)
Metode perbaikan lainnya untuk memperbaiki kerusakan berupa spalling yang cukup dalam adalah dengan metode Grout Preplaced Aggregat. Pada metode ini beton yang dihasilkan adalah dengan cara menempatkan sejumlah agregat (umumnya 40% dari volume kerusakan) kedalam bekisting, setelah itu dilakukan pemompaan bahan grout, kedalam bekisting.
Material grout yang umumnya digunakan adalah polymer grout, yang memiliki flow cukup tinggi dan tidak susut.

Contoh Laporan Kerja Pipa


BAB I
PENDAHULUAN

         Latar Belakang

Sistem perpipaan terus berkembang kearah yang lebih baik. Pada mulanya manusia memindahkan air dari sungai ke rumah dengan menggunakan ember. lalu berkembang dari satu orang menjadi banyak orang yang berurutan sehingga proses pengambilan air menjadi lebih mudah. Melalui analogi sederhana ini manusia berfikir untuk lebih mengefisienkan waktu dan tenaga maka dibuatlah distribusi melalui sistem perpipaan.

Saat ini sistem perpipaan sudah amat maju, sebagai contoh sistem perpipaan yang dibuat untuk mengantarkan minyak dari satu negara ke negara lain melalui sistem perpipaan bawah laut (offshore). sehingga dengan sistem ini akan dihemat waktu lebih banyak, walaupun kendala yang akan dihadapi lebih banyak.

 Sistem pemipaan identik dengan saluran pembuluh darah yang mengalirkan darah keseluruh bagian tubuh. Sistem pemipaan digunakan untuk penyediaan dan pendistribusian air besih, pembuangan limbah dari kawasan industri ataupun dari fasilitas publik lainnya. Selain itu, sistem pemipaan digunakan untuk mentransportasikan minyak mentah dari sumur minyak menuju tangki yang kemudian akan diproses selanjutnya, mentransportasikan dan mendistribusikan gas alam dari sumber gas menuju tangki penyimpanan. Sistem pemipaan juga di aplikasikan dalam pendistribusian minyak atupun gas untuk menyuplai kebutuhan industri, mesin pembangkit tenaga dan keperluan komersial. Sistem pemipaan juga digunakan untuk mengangkut cairan, bahan kimia, campuran kimia dan uap pada industri makanan, pabrik kimia dan industri lainnya. Sistem pemipaan juga digunakan untuk instalasi pemadam kebakaran, untuk keperluan mesin-mesin dan lain – lain.

Semakin banyak penggunaan pipa dalam aspek kehidupan manusia maka semakin banyak di perlukan ahli-ahli dibidang pemipaan. Umumnya bagian perpipaan dan detailnya merupakan standar dari unit, seperti ukuran diameter, jenis katup yang akan dipasang, baut dan gasket pipa, penyangga pipa, dan lain-lain. Sehingga dengan demikian akan terdapat keseragaman ukuran antara satu dengan lainnya. Sedangkan di pasaran telah terdapat berbagai jenis pipa dengan ukuran dan bahan-bahan tertentu sesuai dengan kebutuhan seperti dari bahan Carbon Steel, PVC (Polyvinil Chloride), stainless Steel, dan lain-lain.

Dalam merancang suatu jalur pipa yang tersusun dari beberapa buah pipa yang disusun secara seri maupun paralel maka persoalan yang dihadapi belumlah begitu rumit, namun banyak juga jalur pipa yang ada bukanlah suatu rangkaian yang sederhana melainkan suatu jaringan pipa yang sangat kompleks, sehingga memerlukan penyelesaian yang lebih teliti. Oleh sebab itu lah laporan ini dibuat agar dapat memperluas pengetahuan kita tentang pipa.


        Tujuan

         Tujuan dibuatnya laporan ini agar dapat menambah dan memperluas pemahaman mahasiswa/i dalam hal perpipaan
         Untuk dapat mengetahui dan menerangkan proses pemotongan dan penguliran pipa.
         Untuk menumbuhkan minat atau ketertarikan mahasiswa/i untuk memperdalam tentang pemipaan.








BAB II
PERPIPAAN

      Ragam Pipa dan Kegunaannya

Kita sudah mengenal pipa digunakan sebagai sambungan instalasi air di rumah (dingin atau panas) untuk itu kita juga perlu mengetahui jenis pipa untuk pilihan yang tepat sesuai kegunaannya.

Ada beberapa jenis pipa berdasarnya bahan yaitu :

         Pipa Besi, memang pipa ini lebih kuat dan tahan ,tapi pemasangannya kurang praktis, pipa tidak luwes mengikuti kontur atau jalur, setiap sambungan butuh drat. bila rusak atau bocor, perbaikannya pun tidak mudah, bagian dalam pipa bisa berkarat sehingga air jadi kotor dan bau. Harganya pun lebih mahal

         Pipa Tembaga bisa menjadi alternatif karena lebih flexibel dan tidak berkarat, selain itu juga tahan panas dan tekanan tinggi. pemasangan tidak perlu banyak sambungan, sehinggga lebih praktis dan cepat. Harganya lebih mahal dibandingkan dengan pipa besi.

         Pipa PVC (polyvinyl chloride) yang lebih murah. Selain untuk air bersih PVC dipakai juga untuk saluran kloset, air limbah dan talang air hujan. Diameter pipa mulai 1/2 inci sampai 6 inci atau 16 mm sampai 150 mm dan dijual dalam satuan empat meter perbatang. Pipa yang terbuat dari fiber ini lebih ringan dan lentur sehingga mudah dipasangdan diperbaiki, bila ada yang rusak atau bocor cukup dipotong bagian yang rusak dan disambung kembali. Pipa tidak berkarat dan cukup kuat, mampu menahan tekanan air hingga dua bar atau 10kg/cm2 kelemahan pipa PVC hanya bisa dipakai untuk saluran dingin. Pemasangan juga butuh banyak sambungan dan masih rentan bocor.

         Pipa uPVC, Pipa uPVC (unplasticized polyvinyl chloride)  lebih kuat dan lebih tahan terhadap tekanan. Pipa uPVC ini mampu menahan tekanan lima kali pipa PVC dengan daya tahan sampai 50 tahun atau dua kali pipa PVC. Meskipun demikian tetap saja pipa uPVC tidak disarankan untuk saluran air panas. Pipa ini juga masih butuh banyak sambungan. Bahkan, konon penggunaan pipa uPVC di negara-negara maju sudah dilarang, karena dinilai mengandung zat timbal (zat klorida dan bahan campuran stabilizer)

         Pipa PEX, selain PVC dan uPVC ada pipa baru yang diklaim tidak mengandung zat berbahaya, lebih kuat dan bisa dipakai baik untuk air panas dan air dingin, yaitu pipa berbahan polyethylene atau PEX (polyethylene cross linked) seperti Westpex dan Rifeng, serta pipa HDPE (high density polyethylene) dari Pralon. Pipa PEX merupakan jenis pipa mutakhir untuk menggantikan pipa PVC dan uPVC, besi, dan tembaga. Pipa polyethylene lebih kuat, higenis dan aman. Ketahanannya mulai dari minus 40 derajat sampai 110 derajat celcius dengan umur setara pipa uPVC. Harganya lebih murah ketimbang pipa tembaga. Bentuknya berupa gulungan (bisa digulung) seperti selang air, bukan batangan seperti pipa PVC dan uPVC, dengan berat sekitar 11 kg/100m.

Karena itu pipa mudah dibawa, disimpan dan dipasang. Pemasangan tidak memerlukan sambungan bila dipasang membelok, pipa cukup dilekukkan sehingga kebocoran bisa diminimalisir. Wespex membedakan pipa warna putih untuk aplikasi air dingin dan warna merah untuk aplikasi air panas.

         Ada jenis pipa lain yang lebih kuat, tidak berkarat, tidak beracun dan tahan terhadap tekanan tinggi,yaitu pipa semen seperti Dusaspun dan pipa keramik seperti seperti Claytan.Pipa semen lebih murah ketimbang pipa keramik.pipa semen masih ada pori-porinya ,bisa korosi dan masih menyerap air.Pipa semen dan keramik baru dipasarkan untuk proyek infrastuktur dan belum tersedia untuk rumah tangga.

         Ukuran Pipa

         Sambungan Pipa








BAB III
PRAKTEK KERJA PIPA

         Alat dan Bahan Untuk Mengulir

         Alat
         Rumah-rumah snay 1’’                           1 buah
         Rumah-rumah snay ’’                 2 buah
         Rumah-rumah snay ’’                 1 buah
         Snay tak langsung ’’                               1 buah
         Snay tak langsung 1’’                             1 buah
         Pipe Cutter                                              2 buah
         Gergaji Besi                                            6 buah
         Kikir Persegi                                           4 buah
         Kikir Bulat                                              6 buah
         Meteran 7,5                                             3 buah
         Siku-siku                                                 3 buah
         Martil                                                      2 buah
         Kunci Pipa                                              2 buah
         Boring Reamer                                        2 buah
         Jangka Sorong                                        1 buah
         Tang                                                        1 buah

         Bahan

         Pipa diameter 1’’ sepanjang 27.5 cm; 1 btg/org
         Pipa diameter ’’ sepanjang 27.5 cm: 1 btg/org
         Pipa diameter ’’ sepanjang 27.5 cm; 1 btg/org


         Prosedur Pelaksanaan Penguliran

Prosedur pelaksanaan penguliran yang akan dilakukan adalah:
         Proses Pemotongan Pipa Dengan mesin Pemotong
         Pipa diameter 1’’
         Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
         Ambil sebatang pipa dengan diameter 1’’
         Ukur pipa sesuai ukuran yaitu 27.5 cm
         Masukkan pipa ke lubang mesin pemotong pipa, lalu kunci pipa pada alat tersebut depan dan belakang. Pastikan sudah terkunci.
         Setelah di kunci, Sesuiakan ukuran pipa yg sudah di tandai tadi kearah pisau yg terdapat pada mesin tersebut.
         Setelah sesuai pisau dan tanda ukuran , hidupkam mesin lalu injak gas mesin tersebut sesuai felling si pemotong.
         Putar-putar pisau pemotong sesuai dengan feeling yang dirasa hingga akhirnya terpotong sepanjang 27.5 cm
         Buka pengunci depan dan belakang, lalu ambil hasil pipa yg terpotong tadi.

         Pipa diameter 1’’
         Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
         Ambil sebatang pipa dengan diameter ’’
         Ukur pipa sesuai ukuran yaitu 27.5 cm
         Masukkan pipa ke lubang mesin pemotong pipa, lalu kunci pipa pada alat tersebut depan dan belakang. Pastikan sudah terkunci.
         Setelah di kunci, Sesuiakan ukuran pipa yg sudah di tandai tadi kearah pisau yg terdapat pada mesin tersebut.
         Setelah sesuai pisau dan tanda ukuran, hidupkam mesin lalu injak gas mesin tersebut sesuai felling si pemotong.
         Putar-putar pisau pemotong sesuai dengan feeling yang dirasa hingga akhirnya terpotong sepanjang 27.5 cm
         Buka pengunci depan dan belakang, lalu ambil hasil pipa yg terpotong tadi.

         Proses Pemotongan Pipa dengan Gergaji Besi
         Pipa diameter 1’’
         Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
         Ambil sebatang pipa dengan diameter 1’’
         Ukur pipa sesuai ukuran yaitu 27.5 cm + 2 mm untuk pengikiran agar jika dikikir/diratakan pipa yg di dapat tepat 27.5
         Tandai dengan sidol permanen agar tidak terhapus.
          Letakkan pipa tersebut pada alat penjepit pipa, kencangkan penjepitan, agar pipa tidak dapat bergerak sehingga mempermudah pengerjaan pemotongan.
         Ambil gergaji besi dengan mata yg sudah di pasang, pastikan bahwa mata gergaji tersebut tidak salah arah, dimana mata gergajinya yg tajam menghadap ke bawah.
         Kencangkan mata gergaji tersebut.
         Potong pipa secara perlahan tapi tdak terlalu lambat dan jangan terlalu di tekan karna akan patah mata gergajinya.
         Lakukan secara berulang sehingga pipa tersebut akan terpotong.

         Pipa diameter 1’’
       Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
       Ambil sebatang pipa dengan diameter ’’
       Ukur pipa sesuai ukuran yaitu 27.5 cm + 2 mm untuk pengikiran agar jika dikikir/diratakan pipa yg di dapat tepat 27.5
       Tandai dengan sidol permanen agar tidak terhapus.
       Letakkan pipa tersebut pada alat penjepit pipa, kencangkan penjepitan, agar pipa tidak dapat bergerak sehingga mempermudah pengerjaan pemotongan.
       Ambil gergaji besi dengan mata yg sudah di pasang, pastikan bahwa mata gergaji tersebut tidak salah arah, dimana mata gergajinya yg tajam menghadap ke bawah.
       Kencangkan mata gergaji tersebut.
       Potong pipa secara perlahan tapi tdak terlalu lambat dan jangan terlalu di tekan karena akan patah mata gergajinya.
       Lakukan secara berulang sehingga pipa tersebut akan terpotong
         Proses Penguliran Pipa
         Pipa diameter 1’’ dengan Snay Langsung
         Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
         Ambil pipa diameter 1’’ ukuran 27.5 cm yang telah di potong tadi baik menggunakan mesin maupun gergaji.
         Jika menggunakan mesin pemotong sebaiknya di Boring Reamer terlebih dahulu.
         Ambil rumah-rumah snay langsung yg ukuran diameternya 1’’.
         Masukkan pipa ke mesin penguliran, kencangkan pipa ke mesin agar pada saat penguliran pipa tidak bergesr.
         Masukkan lubang rumah-rumah snay langsung yg berdiameter 1’’ ke ujung pipa diameter 1’’
         Lalu tekan lubang rumah-rumah snay kedalam ujung pipa dan naik turun kan tungkai rumah-rumah snay dari atas ke bawah.
         Lakukan hal tersebut berulang-ulang kali sehingga terulir sepanjang 2cm.
         Dalam proses penguliran tuangkan air secara terus-menerus agar pipa tidak panas dan memuai agar di dapat hasil yang maksimal.
         Setelah terulir 2cm, buka rumah-rumah snay tersebut.
         Lakukan hal tersebut pada ujung yang satunya lagi.
         Karena mengunakan snay langsung maka cukup sekali penguliran pipa sudah dapat msauk ke sambungan.

         Pipa diameter 1’’ dengan Snay Tak Langsung
         Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
         Ambil pipa diameter ’’  ukuran 27.5 cm yang telah di potong tadi baik menggunakan mesin maupun gergaji.
         Jika menggunakan mesin pemotong sebaiknya di Boring Reamer terlebih dahulu.
         Ambil rumah-rumah snay tak langsung yg ukuran diameternya ’’ 
         Masukkan pipa ke mesin penguliran, kencangkan pipa ke mesin agar pada saat penguliran pipa tidak bergesr.


         Masukkan lubang rumah-rumah snay tak langsung yg berdiameter ’’ ke ujung pipa diameter ’’
         Lalu tekan lubang rumah-rumah snay kedalam ujung pipa dan naik turun kan tungkai rumah-rumah snay dari atas ke bawah.
         Lakukan hal tersebut berulang-ulang kali sehingga terulir sepanjang 2cm.
         Cocokkan hasil uliran ke sambungan (biasa kalau masih 1x ulir belum dapat masuk)
         Ulir kembali pipa sehingga didapat pipa tersebut masuk ke sambungan (biasa 3x penguliran)
         Setelah terulir 2cm, buka rumah-rumah snay tersebut.
         Lakukan hal tersebut pada ujung yang satunya lagi.

NB:
            Apabila diameter luar pipa lebih kecil dari diameter dalam snay maka dapat menggunakan snay langsung.
Apabila diameter luar pipa lebih besar dari diameter dalam snay maka harus menggunakan snay tak langsung.















         Foto Kerja









BAB IV
PENUTUP

        Simpulan

         Sistem pemipaan digunakan untuk mentransportasikan dan mendistribusikan fluida (segala jenis cairan) dari suatu tempat ke tempat lain agar dapat diproses, di simpan maupun langsung digunakan.
         Pipa dapat berkarat, dapat menyalurkan tekanan, tahan terhadap tekanan tinggi, kuat dan fleksibel tergantung dari jenis-jenis pipanya sesuai yang sudah dibahas pada bab sebelumnya.
         Pada proses pemotongan pipa menggunakan mesin potong, pipa harus di "Boring Reamer” dahulu sebelum di ulir, sehingga gaya yang tercipta akibat pemotongan oleh mesin tidak menghasilkan udara atau kebocoran pada sela-sela sambungan.

         Saran

         Pipa dapat memuai pada saat penguliran, sehingga pada saat proses penguliran sebaiknya diiringi dengan penyiraman air, agar hasil ulirannya baik.
         Saat penguliran berlangsung diperlukan adanya kerjasama yang baik antar pengulir dengan yg menyiramkan air pada saat mengulir agar waktu lebih efisien.
         Pada proses penguliran sebaiknya K3 tetap dilaksanakan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.








SUMBER


         http://www.google.co.id/






















                                 
















DAFTAR ISI


COVER            

DAFATAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I       PENDAHULUAN
           Latar Belakang
           Tujuan

BAB II     PERPIPAAN
           Ragam Pipa dan Kegunaanya
           Ukuran Pipa
           Sambungan Pipa

BAB III    PRAKTEK KERJA PIPA
           Alat dan Bahan Untuk Mengulir
           Prosedur Pelaksanaan Penguliran
           Foto Kerja

BAB IV    PENUTUP
           Simpulan
           Saran

SUMBER